New York, Sering Dijuluki “The Big Apple” Atau “Kota Apel Besar”, Terkenal Dengan Gedung Pencakar Langitnya Yang Menjulang. Kota ini adalah kota kebanggaan Amerika Serikat yang dijuluki sebagai Kota yang tidak pernah tidur. Kota ini merupakan pusat kehidupan malam yang ramai, menawarkan kehidupan malam yang luar biasa mulai dari klub, bar, dan tempat pertunjukan yang bergulir tiada henti. Dengan kehidupan yang sangat ramai, New York juga menawarkan sistem transportasi yang terus beroperasi 24 jam setiap hari yang memungkinkan penduduk dan pengunjung untuk bergerak kapan saja.
Kota ini juga menjadi pusat keuangan global dan karena terdapat banyak bisnis dan pasar finansial yang beroperasi melewati zona waktu yang berbeda. Dan kemudian memaksa aktivitas kota ini berlangsung sepanjang malam. Kendati demikian, New York bukanlah kota yang gemerlap tanpa celah. Karena di balik predikatnya sebagai salah satu kota paling glamor di dunia kota ini justru menyimpan masalah peliknya tersendiri. Siapun yang menghadapi kesulitan akan materi kota New York dapat menjadi tempat tinggal yang sangat keras dan tidak kenal ampun. Penduduk yang hidup dari gaji ke gaji berikutnya harus menghadapi bukan saja tingginya biaya hidup. Tetapi juga kurangnya perumahan yang terjangkau juga pekerjaan dengan upah yang cukup layak.
Di seluruh negeri ter di kota New York masyarakat Amerika kehabisan tempat tinggal yang terjangkau. Saat ini negara Amerika kekurangan 6,8 juta unit rumah untuk memenuhi kebutuhan perumahan baru. Antara tahun 2001 dan 2019, harga sewa rumah rata-rata meningkat lebih cepat di bandingkan pendapatan rata-rata penyewa pada hampir setiap negara bagian. Maka dalam kondisi yang demikian banyak dari mereka yang hidup di ambang krisis bahkan menjadi tunawisma. Saat ini lebih banyak warga kota ini yang menjadi tunawisma dibandingkan sebelumnya.
New York Yang Berjuang Dengan Masalah
Di kota berpenduduk lebih dari 8,3 juta orang ini hampir satu dari setiap 83 penduduknya adalah tunawisma yang ini berarti bahwa terdapat lebih dari 100.000 pria, wanita, dan anak-anak tanpa tempat tinggal. Lebih dari 4000 orang hidup tanpa perlindungan di kereta bawah tanah, di jalanan atau di salah satu wilayah lainnya. Di antara mereka ada yang tidur di tempat penampungan kota, yang terdiri dari sekitar 20.000 laki-laki lajang 5000 perempuan lajang dan 59.465 adalah ornag dewasa atau anak-anal yang sudah berkeluarga. Namun sebagian besar warga New York yang mengalami tunawisma bermalam di dalam sistem penampungan kota di mana mereka tidak terlihat. Mereka adalah orang-orang dari semua jenis kelamin, ras, usia serta latar belakang sosial ekonomi yang beragam.
Bronx Selatan dan Harlem Timur adalah dua lingkungan di kota New York yang menderita kemiskinan terkonsentrasi. Mereka yang berkumpul di tempat ini adalah orang-orang yang memiliki penyakit mental, penyalahgunaan obat-obatan, masalah medis yang tidak di obati, peristiwa traumatis, kekerasan dan pelecehan, kurangnya perumahan yang terjangkau, juga kesulitan untuk mempertahankan pekerjaan. Banyak individu tunawisma kota New York Yang Berjuang Dengan Masalah kesehatan mental. Hal ini mempersulit diri mereka untuk mempertahankan pekerjaan atau perumahan yang stabil. Maka dengan segala latar belakang penduduk semacam itu kawasan ini di bebani dengan tingkat kejahatan yang cukup tinggi, kondisi kesehatan yang buruk, serta menimbulkan resiko tinggi bagi kesejahtera anak.
Sejatinya pemerintah kota New York tidak tinggal diam untuk mengatasi masalah ini. Mereka menyediakan salah satu sistem tempat penampungan tunawisma terbesar di negara ini. Yang menawarkan berbagai layanan termasuk tempat tinggal sementara makanan serta dukungan sosial. Sistem penampungan kota New York dapat menampung puluhan ribu orang setiap malam. Termasuk orang dewasa, lajang, keluarga dengan anak-anak, dan remaja tanpa pendamping.
Tempat Penampungan Para Tunawisma
Penampungan ini terdiri dari beberapa jenis. Pertama penampungan darurat yang menawarkan tempat tinggal sementara bagi mereka yang baru saja kehilangan tempat tinggal. Kedua penampungan transisional yang di rancang untuk masa tinggal yang lebih panjang. Tujuan penampungan ini adalah untuk membantu penghuninya dalam transisi ke perumahan yang stabil. Biasanya penampungan ini dapat menyertakan program dukungan dan sumber daya tambahan. Kemudian jenis yang ketiga adalah program perumahan pendukung yang menyediakan perumahan jangka panjang dan layanan dukungan untuk individu dan keluarga dengan kebutuhan khusus, termasuk masalah kesehatan mental serta kecanduan.
Selain menyediakan tempat tinggal, banyak penampungan di kota New York juga menawarkan layanan seperti konseling, bantuan pekerjaan, akses pada perawatan medis, dan dukungan pendidikan. Kendati demikian, penampungan tunawisma di kota New York menghadapi berbagai masalah dan tantangan yang cukup pelik. Yang mencerminkan kesulitan mengatasi masalah tunawisma dalam skala besar dalam konteks urban yang padat. Salah satu masalah utamanya adalah kapasitas dan kondisi di beberapa penampungan yang seringkali kurang memadai. Hal ini dapat menyebabkan kondisi penampungan yang padat serta tidak nyaman, terutama selama bulan-bulan musim dingin atau ketika terjadi lonjakan tunawisma akibat krisis ekonomi atau bencana alam.
Pada beberapa Tempat Penampungan Para Tunawisma harus menghadapi kenyataan yang kurang ideal. Misal karena kebersihan yang buruk, keamanan yang tidak memadai, juga kurangnya privasi. Di sisi lain meskipun penampungan menawarkan layanan pendukung seperti bantuan pekerjaan dan konseling tetapi untuk mengakses layanan ini bisa menjadi tantangan tersendiri. Seringki mereka kesulitan untuk mendapatkan informasi atau kesulitan transportasi. Maka dengan segala ketidaknyamanan itu banyak dari mereka yang memilih untuk tinggal di tempat-tempat umum, pinggir jalan, hingga emperan pertokoan.
Kota Terkotor Di Dunia
Pada akhirnya New York sebuah kota yang di kenal sebagai salah satu kota paling sibuk dan paling gemerlap di dunia tidak berbeda dengan kota-kota besar lainnya di dunia dengan segala keruetannya. Kota ini memang tampak indah di permukaan namun pada sisi yang paling dasar, New York kota yang tidak berdaya. Masalah tunawisma di kota ini adalah tantangan sosial yang signifikan serta komplek yang mencerminkan gabungan dari berbagai faktor ekonomi sosial serta perumahan. Kota New York memiliki populasi tunawisma salah satu yang terbesar di Amerika Serikat. Dengan individu dan keluarga yang menghadapi tantangan besar dalam mendapatkan akses perumahan yang terajangkau, layanan kesehatan, serta dukungan sosial.
Selain masalah tunawisma, New York juga masuk dalam jajaran Kota Terkotor Di Dunia. Populasi yang padat menghasilkan polusi sampah yang tak sedikit. Selain itu, aroma tak sedap seperti bau pesing dan ganja [legal di negara bagian New York] sering tercium di jalanan. Bagi wisatawan yang terbiasa dengan lingkungan yang bersih, hal ini bisa menjadi pengalaman yang tak terduga.
Meski memiliki sisi lain yang tak selalu menyenangkan, New York tetaplah kota yang mempesona. Keberagaman budaya dan etnis menciptakan sebuah ekosistem kehidupan yang unik. Selain itu, semangat kerja keras dan kegigihan para penduduknya menginspirasi banyak orang dari negara lain termasuk di kota itu sendiri yaitu New York.