Duel Sengit Antara Pembalap Ducati Gresini Serta Juara Dunia MotoGP Musim Lalu Menghasilkan Polemik Seputar Insiden Tabrakan Yang Terjadi. Insiden tersebut terjadi di Sirkuit Internasional Algarve akhir pekan lalu. Yang mana Marquez dengan tegas menyalahkan Bagnaia atas peristiwa tersebut. Ia menegaskan bahwa kesalahan terletak pada pembalap Italia itu. Saat balapan memasuki putaran ke-23 dari total 25 putaran, keduanya terlihat melakukan duel sengit memperebutkan posisi kelima. Marquez mencoba mengambil keunggulan di tikungan ke 5 dengan mengerem motor GP23-nya. Namun sayangnya, dia melebar sedikit sehingga memberi kesempatan bagi Bagnaia untuk kembali menyalipnya. Duel sengit tersebut mencapai puncak ketika keduanya bersenggolan. Hal ini menyebabkan keduanya terjatuh yang mengakibatkan Bagnaia terhenti di akhir lap ke-23. Sementara Marquez sendiri, terlihat berjuang kembali untuk menyelesaikan perlombaan di urutan ke-16. Insiden itu kemudian di periksa oleh Steward, tetapi di anggap sebagai iniden balap biasa tanpa perlu tindakan lebih lanjut.
Meskipun demikian, reaksi emosional dari Bagnaia yang merasa marah dan kecewa dengan keputusan tersebut tidak dapat di abaikan. Sementara beberapa pihak mungkin menganggap insiden ini sebagai bagian dari kompetisi yang tak terhindarkan dalam dunia balap. Namun hal tersebut tetap menimbulkan ketegangan di antara kedua pembalap dan juga memicu perdebatan di kalangan penggemar MotoGP. Kritik dan dukungan bermunculan dari berbagai sudut pandang. Hal ini menciptakan atmosfer yang tegang dan mendebarkan dalam dunia balap motor kelas tertinggi ini. Keseluruhan peristiwa ini menegaskan bahwa persaingan di lintasan bisa menjadi penuh drama dan ketegangan, memperkaya pengalaman bagi para penggemar balap motor di seluruh dunia.
Marquez menilai bahwa Bagnaia yang merupakan pembalap pabrikan Ducati serta pemegang titel juara dunia tidak seharusnya bersikap terlalu agresif. Terutama dalam mencari dua poin di awal musim.
Duel Sengit Merebut Posisi
Namun, ketika berbicara tentang peristiwa duel sengit yang menyebabkan crash tersebut. Marquez menjelaskan dia telah berbicara kepada pihak penyelenggara balapan bahwa insiden tersebut hampir mencapai batasnya sebagai insiden balapan. Namun, dia percaya keputusan akhir haruslah menjadi kewenangan dari para steward yang menentukan di mana batasnya. Marquez dengan tegas menyatakan bahwa baginya, kesalahan tersebut terletak pada Bagnaia. Namun, ia mengakui bahwa insiden itu tidak hanya terjadi karena Bagnaia mencoba untuk kembali ke jalur dengan cara yang terlalu optimis. Sehingga memungkinkan kontak terjadi antar kedua pemegang gelar juara dunia MotoGP tersebut.
Marquez menekankan bahwa kesalahan Bagnaia terletak pada ambisinya untuk merebut kembali posisi. Duel Sengit Merebut Posisi tersebut untuk mendapatkan beberapa poin tambahan yang sangat berharga di awal musim. Dia mencatat bahwa Bagnaia mengalami kesulitan terutama dengan kondisi ban belakangnya. Menurut Marquez, saat balapan menyisakan tiga atau empat lap, sudah jelas bahwa posisi Pecco akan hilang. Sehingga tidak ada urgensi untuk kembali ke mode agresif seperti yang dilakukan Pecco. Dalam pandangannya, Bagnaia harus lebih bijaksana dalam mengelola situasi tersebut, terutama mengingat pentingnya mengamankan poin di babak awal musim. Marquez menyampaikan bahwa keputusan Bagnaia berdampak pada tim Ducati yang tidak mendapatkan poin sama sekali hasil dari duel sengit tersebut. Saat ditanya apakah ia merasakan bahwa pembalap lain, terutama yang berkendara untuk Ducati. Apakah memiliki pendekatan yang berbeda ketika mereka berdua bertarung, Marquez menolak untuk memikirkan hal tersebut. Namun menurutnya, semua pembalap saling bersaing dengan keras di lintasan.
Marquez mencontohkan pernyataan Bagnaia yang mengungkapkan bahwa ia fokus pada poin tambahan dan mempertahankan posisi dalam balapan tersebut. Marquez menyatakan bahwa dalam balapan, strategi bisa berbeda tergantung pada situasi. Dia menjelaskan bahwa pada lap pembuka, agresivitas mungkin diperlukan. Namun saat balapan mendekati akhir, terutama jika pembalap melakukan duel sengit demi kemenangan, tingkat agresivitas bisa meningkat.
Tanggapan CEO Ducati
Dalam konteks insiden tersebut, Marquez percaya bahwa itu bukanlah saat yang tepat untuk menunjukkan tingkat agresivitas tersebut. Marquez menerima bahwa Bagnaia telah membuat keputusan, dan dia yakin bahwa pembalap muda tersebut akan belajar dari pengalamannya. Marquez menyebut bahwa setelah insiden itu, dia hanya berbicara dengan bos tim pabrikan Ducati, Davide Tardozzi, namun, dia menekankan bahwa keuntungan mereka adalah memiliki data telemetri yang akurat untuk menganalisis situasi dengan lebih baik.
Meskipun tidak membenarkan duel sengit tersebut, Tanggapan CEO Ducati, Claudio Domenicali yang menyampaikan simpatinya terhadap insiden yang melibatkan dua rider pemegang titel mereka dalam balapan MotoGP Portugal. Meskipun tim Ducati berhasil meraih hasil finis 1-2 di Portimao, namun sorotan utama tetap terfokus pada insiden di tikungan ke 5 menjelang akhir balapan. Kecelakaan itu terjadi ketika hanya tersisa 3 putaran ketika duel sengit tersebut berlangsung. Dengan Jorge Martin keluar sebagai pemenang di depan rekan setimnya Enea Bastianini. Banyak yang memperhatikan ketegangan yang berkembang antara Bagnaia dan Marquez. Keduanya melakukan duel sengit untuk merebut posisi kelima, dengan Marquez mencoba menyerang Bagnaia dari sisi dalam tikungan, yang akhirnya mengakibatkan Marquez melebar.
Domenicali tidak secara langsung menyalahkan salah satu dari pembalapnya. Meskipun demikian, insiden tersebut menciptakan momen dramatis yang memperkaya pengalaman para penggemar MotoGP, meskipun itu juga menunjukkan betapa sengitnya persaingan di lintasan balap. Ketika Pecco Bagnaia mencoba masuk ke dalam di sisi Marquez yang telah kembali ke jalurnya, keduanya bersenggolan dan terjatuh. Meskipun kejadian itu di anggap sebagai insiden balap oleh Stewards MotoGP, tidak ada hukuman yang diberikan kepada keduanya. Enea Bastianini merayakan posisi kedua di garasi Ducati. Dengan perayaan tersebut, Domenicali menggunakan kesempatan itu untuk mengomentari masalah ini dalam sebuah wawancara dengan media penyiar balapan ini.
Mempertaruhkan Segalanya Demi Poin
Dalam tanggapannya terhadap insiden duel sengit antara Francesco Bagnaia dan Marc Marquez. Claudio Domenicali, CEO Ducati, menyatakan bahwa ketika situasi seperti itu terjadi, perasaan sedih meluap di antara mereka. Namun, itu adalah bagian dari esensi balapan dan tak akan pernah lepas dari sebuah insiden. Ia menekankan bahwa Bagnaia dan Marquez merupakan dua pembalap yang hebat, sehingga ia tidak ingin menyalahkan salah satunya. Domenicali mengungkapkan bahwa saat ia melihat analisis aksi tersebut di televisi, pandangan orang bisa bervariasi tergantung dari sudut mana mereka melihatnya.
Ia menyatakan bahwa pembalap dengan pengalaman seperti Bagnaia dan Marquez mungkin bisa lebih berhati-hati. Namun, pada saat yang sama, mereka tidak ingin menyerah dalam persaingan duel sengit. Meskipun hanya posisi kelima yang diperebutkan, keduanya Mempertaruhkan Segalanya Demi Poin. Domenicali menegaskan bahwa mudah untuk membuat penilaian dari luar, namun, situasi di lintasan sangat berbeda, di mana adrenalin berperan besar dalam keputusan yang diambil.
Dengan demikian, ia mengaku memahami kondisi tersebut, namun, ia juga menegaskan bahwa ia tidak membenarkan kejadian tersebut secara keseluruhan. Dengan demikian, menurut Domenicali, hal tersebut dapat menjadi sebuah rangkuman yang baik atas terjadinya Duel Sengit.