Lestari

Rúben Amorim: Wajah Baru Pelatih MU Dengan Tantangan Besar
Rúben Amorim: Wajah Baru Pelatih MU Dengan Tantangan Besar
Rúben Amorim Resmi Di Angkat Oleh Official Head Coach Untuk Menahkodai Manchester United Untuk Musim Hingga Juni 2027. Amorim baru mulai memimpin pada 11 November 2024 setelah menyelesaikan kewajibannya di Sporting Lisbon. Pemain dan pelatih asal Portugal ini membuktikan kapasitasnya di Sporting CP: memetik dua gelar Primeira Liga (2020‑21 dan 2021‑22), termasuk mengakhiri puasa gelar selama 19 tahun. Di bawah asuhannya, Sporting tampil dominan, mencatat rekor kemenangan beruntun dan pertahanan solid.
Rúben Amorim memulai kiprahnya dengan hasil imbang 1‑1 di laga tandang melawan Ipswich pada 24 November, kemudian meraih kemenangan perdana 4‑0 atas Everton di Old Trafford. Ia juga mengukir sejarah sebagai manajer pertama sejak Sir Alex Ferguson yang menang di Derby Manchester pertama bersama MU, mencatat skor 2‑1 atas Manchester City.
Namun momentum tak bertahan. Pada 19 Januari 2025, Amorim menyebut timnya “mungkin terburuk dalam sejarah klub” usai kekalahan 3‑1 dari Brighton, menyoroti krisis performa di Old Trafford.
Pada pra-musim 2025, Amorim mengambil kebijakan tegas: memisahkan pemain seperti Alejandro Garnacho, Antony, Jadon Sancho, dan Tyrell Malacia dari tim utama di kenal sebagai kelompok “Bomb Squad”. Mereka di latih terpisah di Carrington demi menyuntikkan disiplin dan membangun semangat baru.
Dukungan Pemain Kunci
Kapten Luke Shaw memuji pendekatan Rúben Amorim sebagai penentu era baru di MU: “Mentalitas adalah yang paling sering ia sebut. Ia menuntut 100%, dan itu yang ia inginkan.” Shaw menilai suasana tim kini jauh lebih sehat dan energik di bandingkan tiga musim sebelumnya. MU tampil impresif di Premier League Summer Series: mengalahkan West Ham 2‑1 dan Bournemouth 4‑1.
Mendapatkan Dukungan Besar Dari Komunitas Fans
Ketika Manchester United menunjuk Rúben Amorim sebagai pelatih kepala pada akhir 2024, para penggemar menyambutnya dengan antusiasme bercampur rasa penasaran. Nama Amorim, meski belum sepopuler manajer top Eropa lainnya, memiliki reputasi sebagai pelatih muda revolusioner yang sukses mengubah wajah Sporting Lisbon. Ia di anggap sebagai simbol pembaruan: muda, progresif, dan berani. Hal ini selaras dengan harapan banyak fans MU yang sudah muak dengan siklus kegagalan pasca-era Sir Alex Ferguson.
Pada awal kedatangannya, Amorim Mendapatkan Dukungan Besar Dari Komunitas Fans, terutama karena ia berani mengambil langkah-langkah tegas yang sebelumnya tak tersentuh. Misalnya, ketika ia membentuk “bomb squad” yang berisi pemain-pemain bermasalah seperti Jadon Sancho, Antony, dan Tyrell Malacia, banyak fans menganggapnya sebagai upaya serius untuk membersihkan ruang ganti dari pengaruh negatif. Tindakan ini di puji sebagai bentuk profesionalisme dan disiplin yang sudah lama hilang di tubuh klub.
Namun, hubungan ini tidak sepenuhnya mulus. Seiring berjalannya waktu dan hasil buruk terus menumpuk di awal 2025, sebagian fans mulai mempertanyakan pendekatan Amorim. Pernyataannya yang blak-blakan seperti menyebut MU sebagai “tim terburuk dalam sejarah klub” setelah kekalahan dari Brighton memicu kegelisahan. Beberapa suporter merasa komentar itu terlalu kasar dan menyakitkan, terlebih karena mereka selalu setia mendukung tim, baik dalam suka maupun duka.
Meski begitu, ada kelompok fans yang tetap setia mendukung Amorim karena melihat bahwa perubahan butuh waktu. Mereka menyadari bahwa masalah MU bukan hanya di pelatih, melainkan dalam struktur manajemen, rekrutmen pemain, dan mentalitas skuad. Dalam hal ini, Amorim di anggap sebagai orang yang mencoba membongkar sistem lama untuk membangun fondasi baru.
Rúben Amorim Hadir Di Manchester United Bukan Sekadar Sebagai Pelatih Baru
Rúben Amorim Hadir Di Manchester United Bukan Sekadar Sebagai Pelatih Baru, tetapi sebagai simbol revolusi yang di harapkan bisa mengakhiri masa kelam klub pasca pensiunnya Sir Alex Ferguson. Dengan filosofi permainan yang progresif, pendekatan manajemen yang modern, serta keberanian dalam membuat keputusan tak populer, Amorim sudah menunjukkan arah baru bagi Setan Merah. Namun, tantangan ke depan jauh lebih besar. Untuk membawa MU kembali ke puncak, Amorim telah menyiapkan beberapa langkah strategis yang menjadi kunci masa depan klub.
- Membangun Ulang Struktur Tim
Langkah pertama Amorim adalah memperbaiki fondasi tim. Ia tidak segan memisahkan pemain-pemain yang di nilai tidak memberikan kontribusi maksimal, membentuk “bomb squad”, dan membuka jalan bagi regenerasi skuad. Ini bukan sekadar soal taktik, tetapi transformasi kultur internal. Amorim menekankan pentingnya mentalitas juara dan komitmen penuh terhadap tim, bukan nama besar semata.
- Mengembangkan Pemain Muda
Sebagai pelatih yang di kenal sukses membina pemain muda di Sporting CP, Amorim di yakini akan menjadi katalis penting bagi bakat-bakat akademi MU. Pemain seperti Kobbie Mainoo, Dan Gore, dan Omari Forson bisa menjadi pilar masa depan jika di kembangkan dengan benar. Filosofi Amorim memberi ruang bagi anak muda untuk tumbuh di panggung utama sesuatu yang sejalan dengan DNA United.
- Transformasi Taktik
Secara taktis, Amorim mengusung pendekatan 3‑4‑3 atau 3‑4‑2‑1 dengan penguasaan bola agresif dan tekanan tinggi. Ini menjadi perubahan besar dari gaya bermain reaktif di era sebelumnya. Amorim ingin MU mendominasi pertandingan, bukan hanya bertahan dan menunggu serangan balik. Untuk itu, ia membutuhkan pemain-pemain yang cerdas secara taktik, bertenaga, dan mampu beradaptasi dengan sistem dinamis.
Manchester United Melakukan Pergeseran Besar Dalam Strategi Transfer Dan Pembangunan Skuat
Memasuki era kepelatihan Rúben Amorim, Manchester United Melakukan Pergeseran Besar Dalam Strategi Transfer Dan Pembangunan Skuat. Jika sebelumnya klub kerap mengandalkan nama besar dan reputasi bintang, kini Amorim membawa pendekatan lebih sistematis dan fungsional: merekrut pemain sesuai kebutuhan taktis dan karakter mentalitas. Amorim bukan hanya mencari pemain hebat, tapi yang cocok dengan sistemnya.
Amorim menginginkan tim yang bisa bermain dalam formasi 3‑4‑3 atau 3‑4‑2‑1, dengan pressing tinggi, mobilitas ekstrem, dan dominasi penguasaan bola. Maka, ia mencari pemain yang bisa mengisi posisi dengan fleksibilitas. Dua pemain yang masuk radar utama adalah Morten Hjulmand, gelandang bertahan tangguh yang sebelumnya ia latih di Sporting Lisbon, serta Benjamin Šeško, striker muda berbakat milik RB Leipzig yang di harapkan menjadi pesaing atau bahkan pengganti jangka panjang bagi Rasmus Højlund.
Selain itu, MU juga di sebut tengah memantau winger seperti Bryan Mbeumo (Brentford) dan Matheus Cunha (Wolves). Yang memiliki kecepatan dan kemampuan duel satu lawan satu, sangat sesuai dengan peran wide forward dalam skema Amorim. Karakter pemain yang dinamis dan bisa bermain di beberapa posisi menjadi syarat utama dalam daftar belanja Amorim.
Amorim juga telah melakukan langkah tegas dengan merombak susunan pemain yang tidak sesuai dengan rencana. Ia memisahkan beberapa pemain ke dalam “bomb squad” seperti Jadon Sancho, Antony, Tyrell Malacia, dan Brandon Williams. Mereka berlatih terpisah dari tim utama dan di minta mencari klub baru. Langkah ini mencerminkan ketegasan Amorim dalam menegakkan standar profesionalisme dan menciptakan ruang ganti yang sehat. Amorim juga membuka jalan bagi pemain muda seperti Kobbie Mainoo, Willy Kambwala, dan Omari Forson Rúben Amorim.
