Lestari

Prabowo Pilih Sugiono Pimpin Gerindra Dari Balik Layar Politik
Prabowo Pilih Sugiono Pimpin Gerindra Dari Balik Layar Politik
Prabowo Subianto Resmi Menunjuk Sugiono Saat Ini Menjabat Sebagai Menteri Luar Negeri Sebagai Sekjen Gerindra Untuk Periode 2025–2030. Keputusan itu di umumkan langsung dari Padepokan Garuda Yaksa, Hambalang, dan menandai awal restrukturisasi internal partai berlambang kepala garuda tersebut. Langkah ini sontak menuai perhatian publik, mengingat Sugiono selama ini di kenal lebih aktif di ranah di plomasi internasional ketimbang panggung politik dalam negeri. Namun di balik sosok kalem Menlu Sugiono, tersimpan loyalitas panjang kepada Prabowo dan rekam jejak militer yang solid. Sugiono bukanlah nama asing bagi Prabowo. Mereka memiliki sejarah panjang bersama sejak masa di militer, khususnya di satuan elite Kopassus. Setelah menanggalkan seragam, Sugiono menjadi salah satu pendiri Partai Gerindra dan di kenal sebagai sosok kunci di lingkaran dalam Prabowo.
Lulusan Norwich University dan University of Konstanz ini juga pernah menjabat sebagai anggota DPR dari Fraksi Gerindra, Wakil Ketua Umum DPP, dan Ketua Fraksi di MPR. Loyalitasnya terhadap partai sudah terbukti, namun perannya kerap berada di belakang layer hingga kini, saat ia di angkat ke posisi strategis Sekjen Prabowo.
“Penunjukan Sugiono bukan hanya soal kedekatan, tapi juga soal kemampuan manajerial, kesetiaan, dan integritas. Ia adalah sosok yang bisa menjaga mesin partai tetap stabil sekaligus mengakomodasi dinamika politik nasional,” ujar salah satu pengamat politik dari Universitas Indonesia. Pergantian posisi Sekjen juga berarti berakhirnya masa jabatan panjang Ahmad Muzani, yang telah mengemban tugas tersebut sejak tahun 2008. Meski tidak lagi menjadi Sekjen, Muzani tetap memegang peranan penting sebagai Sekretaris Dewan Pembina dan Ketua Dewan Kehormatan Prabowo.
Mempertanyakan Efektivitas Dan Etika Rangkap Jabatan
Langkah Prabowo Subianto menunjuk Menteri Luar Negeri Sugiono sebagai Sekretaris Jenderal Partai Gerindra tak hanya mengejutkan kalangan politik, tetapi juga memicu diskusi luas di jagat maya. Warganet merespons penunjukan ini dengan beragam pandangan mulai dari kekaguman hingga skeptisisme. Banyak warganet menilai penunjukan Sugiono adalah bukti bahwa Prabowo lebih percaya pada orang-orang dekatnya untuk menempati posisi strategis. Di media sosial X (dulu Twitter), muncul komentar seperti:
“Sugiono dari Menlu jadi Sekjen Gerindra. Jelas Prabowo pilih orang yang paling ia percaya. Solid banget inner circle-nya.” – @politiknusantara
“Dari ajudan jadi sekjen partai besar. Gila, ini karier politik yang rapi banget jalurnya.” – @analisispolitikID
Bagi sebagian pengguna media sosial, latar belakang Sugiono sebagai mantan prajurit dan orang dekat Prabowo memberi kesan bahwa partai ini sedang memperkuat barisan internal di bawah kendali militeristik yang di siplin dan loyal. Namun, tidak sedikit juga yang Mempertanyakan Efektivitas Dan Etika Rangkap Jabatan. Banyak yang mengkritisi mengapa seorang Menteri Luar Negeri justru di beri tambahan tugas sebagai Sekjen partai.
“Menlu tapi jadi Sekjen partai? Gimana kalau ada konflik kepentingan? Diplomasi dan politik domestik itu beda arena!” – @hukumdanetika
“Bukannya udah berat tugas di luar negeri? Kok ya masih ngurusin mesin partai juga?” – @suarakritik_
Sejumlah warganet menganggap penunjukan ini bisa mengaburkan batas antara urusan negara dan kepentingan partai, terutama jika Sugiono harus menjalankan peran di plomatik sembari tetap aktif di dapur politik Gerindra. Meskipun begitu, banyak juga yang melihat penunjukan ini sebagai bagian dari proses regenerasi partai. Beberapa mengapresiasi keputusan Prabowo sebagai upaya menyegarkan struktur organisasi dengan tokoh muda berpengalaman.
Penunjukan Sugiono Sebagai Sekjen Partai Gerindra Oleh Prabowo Subianto Bukan Hanya Sekadar Rotasi Jabatan
Penunjukan Sugiono Sebagai Sekjen Partai Gerindra Oleh Prabowo Subianto Bukan Hanya Sekadar Rotasi Jabatan. Di balik keputusan ini, tersimpan strategi besar untuk menguatkan basis kekuasaan politik Gerindra sekaligus memperkuat pengaruh Presiden Prabowo di tengah masa pemerintahannya. Langkah ini di nilai sebagai bentuk konsolidasi kekuasaan yang cermat, bertahap, dan terstruktur. Dengan menunjuk Sugiono sosok yang telah lama berada dalam lingkaran kepercayaan Prabowo—struktur organisasi Gerindra kini di kendalikan oleh orang-orang dengan kedekatan emosional dan ideologis tinggi terhadap ketua umum. Sugiono sendiri di kenal sebagai mantan ajudan sekaligus perwira TNI yang kemudian menjadi diplomat dan politisi, menjadikannya figur yang paham betul bagaimana menjaga ritme antara loyalitas dan strategi.
Langkah ini di pandang sebagai penguatan internal partai. Dengan figur seperti Sugiono di posisi Sekjen, Prabowo memastikan bahwa arah kebijakan partai tetap sejalan dengan arah pemerintahan nasional yang sedang ia pimpin. Hal ini menjadi penting, terutama ketika partai perlu bergerak cepat menghadapi pemilu legislatif, pemilihan kepala daerah, dan dinamika koalisi.
Pengendalian Politik dari Dua Poros
Menempatkan Sugiono yang saat ini juga menjabat sebagai Menteri Luar Negeri menciptakan dua poros pengaruh: di dalam kabinet dan di dalam struktur inti partai. Ini membuka ruang bagi Prabowo untuk menjalankan politik dua kaki yakni sebagai presiden yang memimpin negara sekaligus sebagai pengendali kekuatan partai. Model kepemimpinan seperti ini bukan hal baru dalam politik Indonesia. Namun, gaya Prabowo lebih terstruktur karena ia melibatkan sosok yang relatif muda dan berintegritas tinggi, bukan sekadar tokoh senior partai. Hal ini menciptakan kesan bahwa regenerasi kepemimpinan juga tetap di jaga, meski dalam orbit kekuasaan yang kuat.
Sugiono Merupakan Lulusan Akademi Militer 1984
Penunjukan Letjen TNI (Purn.) Sugiono sebagai Sekretaris Jenderal Partai Gerindra dan sorotan sebagai calon kuat Menteri Luar Negeri kabinet Prabowo mendatang menimbulkan banyak tanda tanya sekaligus rasa penasaran. Di balik sosok militer yang kaku, tersembunyi sejumlah fakta menarik dan unik yang layak di sorot publik.
Sugiono Merupakan Lulusan Akademi Militer 1984 dan meniti karier panjang di TNI hingga berpangkat Letnan Jenderal. Ia pernah menjabat sebagai Kepala Staf Umum TNI, posisi strategis yang mengoordinasikan seluruh angkatan. Namun, yang menarik, Sugiono juga di kenal memiliki kemampuan diplomasi yang baik. Ia pernah menjadi bagian dari delegasi pertahanan Indonesia dalam berbagai forum internasional dan di kenal piawai berdiskusi dengan mitra asing, terutama dalam isu-isu strategis regional.
Sugiono di kenal sangat loyal kepada Prabowo Subianto. Ia bahkan di juluki “shadow commander” karena kedekatannya yang intens dalam strategi dan organisasi partai. Meski posisinya strategis, ia jarang tampil di media atau tampil dengan gaya flamboyan. Sikap low profile ini justru membuat banyak pihak tertarik untuk tahu lebih jauh tentang dirinya.
Salah satu fakta yang cukup mengejutkan adalah kemampuannya berbahasa asing, terutama Inggris dan Jerman. Hasil dari berbagai pelatihan dan penugasan luar negeri. Sugiono sempat menjalani pendidikan militer di luar negeri dan aktif dalam berbagai kerja sama militer internasional. Termasuk program pertukaran strategis ASEAN. Jika benar di tunjuk sebagai Menlu, Sugiono akan menjadi figur militer pertama dalam sejarah modern Indonesia yang menjabat posisi tersebut. Ini menjadi terobosan unik dan menandakan pendekatan realis dalam politik luar negeri Indonesia: lebih fokus pada pertahanan, keamanan, dan hubungan strategis global ketimbang pendekatan normatif Prabowo.
