Lestari

Brand Celine Membangun Koneksi Emosional Lewat Para Selebriti
Brand Celine Membangun Koneksi Emosional Lewat Para Selebriti
Brand Celine Adalah Salah Satunya Berdiri Sejak 1945 Di Paris Oleh Céline Vipiana, Awalnya Label Ini Hadir Sebagai Butik Sepatu Anak-Anak Dengan Desain Personal. Namun, dalam waktu singkat, Celine berkembang menjadi salah satu nama besar dalam industri fashion mewah, menawarkan pakaian, tas, dan aksesori dengan DNA desain yang khas: kesederhanaan yang memancarkan kekuatan. Sejak awal, Celine identik dengan kualitas tinggi dan siluet yang rapi. Filosofi “less is more” menjadi inti dari setiap koleksi. Bahkan saat label ini mulai memproduksi pakaian siap pakai pada 1960-an, fokusnya tetap pada busana yang fungsional namun berkelas. Penggunaan bahan premium, potongan yang presisi, dan warna-warna netral menjadikan Celine sebagai pilihan para wanita yang menghargai keanggunan tanpa berlebihan.
Di bawah kepemilikan LVMH sejak 1996, Celine semakin mengukuhkan posisinya di pasar global. Transformasi besar dimulai saat Phoebe Philo mengambil alih kursi direktur kreatif pada 2008. Philo memperkenalkan estetika quiet luxury yang membuat Celine menjadi fenomena budaya: clean lines, palet warna minimal, dan gaya effortless chic yang di idolakan para fashion editor hingga selebritas Brand Celine.
Tahun 2018, Hedi Slimane menggantikan Philo, membawa perubahan radikal yang sempat memicu perdebatan di dunia mode. Slimane mengubah logo “CÉLINE” menjadi “CELINE” tanpa aksen, menyuntikkan energi rock, siluet ramping, dan sentuhan grunge ke dalam koleksi. Koleksi perdananya memadukan tailoring presisi dengan gaun mini penuh kilau, menandai babak baru yang lebih muda, berani, dan berpesta.
Meski berbeda arah, Slimane tetap mempertahankan elemen kunci brand: pengerjaan tangan yang sempurna dan kemewahan yang tidak berkompromi. Strateginya berhasil menarik pasar generasi baru tanpa kehilangan penggemar setia yang mengagumi keanggunan khas Brand Celine.
Busananya Jarang Menggunakan Detail Rumit Atau Ornamen Berlebihan.
Jika ada satu kata yang merangkum identitas desain Celine, itu adalah kesederhanaan yang bertenaga. Sejak berdiri pada 1945, rumah mode ini konsisten menawarkan estetika yang tidak berlebihan namun meninggalkan kesan mendalam. DNA desain Celine selalu menggabungkan keanggunan khas Paris dengan pendekatan modern yang praktis menjadikannya favorit bagi mereka yang ingin tampil stylish tanpa terlihat berusaha terlalu keras.
Celine di kenal dengan siluet bersih dan potongan yang presisi. Busananya Jarang Menggunakan Detail Rumit Atau Ornamen Berlebihan. Sebaliknya, desainnya fokus pada bentuk, proporsi, dan konstruksi kain yang rapi. Jas tailored, mantel lurus, celana high-waist, dan rok midi berpotongan tajam adalah elemen inti yang terus di hadirkan. Gaya ini menciptakan aura percaya diri dan sophisticated tanpa perlu teriak lewat warna atau motif mencolok.
Palet warna Celine cenderung netral dan kalem hitam, putih, beige, camel, navy, hingga abu-abu. Warna-warna ini tidak hanya abadi, tetapi juga mudah di padupadankan, mencerminkan filosofi praktis sang brand. Material yang di gunakan selalu premium: wol berkualitas tinggi, kasmir lembut, kulit halus, dan sutra mewah. Tekstur kain sering menjadi “ornamen” utama, menggantikan motif atau hiasan yang berlebihan.
Pada masa kepemimpinan Phoebe Philo (2008–2018), Celine benar-benar mengukuhkan reputasinya sebagai simbol quiet luxury. Desainnya menonjolkan garis sederhana namun dengan detail subtil yang hanya terlihat oleh mata yang jeli — lipatan kain yang presisi, potongan asimetris halus, atau saku tersembunyi. Koleksinya mengedepankan kenyamanan sekaligus keanggunan, cocok untuk perempuan urban modern. Sejak Hedi Slimane mengambil alih pada 2018, desain Celine mengalami transformasi menjadi lebih muda dan berani, tanpa meninggalkan struktur minimalisnya.
Salah Satu Alasan Utama Untuk Memilih Brand Celine Adalah Desainnya Yang Timeless
Di dunia mode yang di penuhi tren cepat dan konsumsi instan, memilih Celine bukan sekadar keputusan gaya, tetapi juga investasi jangka panjang. Brand asal Paris ini menawarkan sesuatu yang jarang di temukan di pasaran: kombinasi antara kualitas tinggi, desain abadi, dan identitas kuat yang melampaui musim.
Salah Satu Alasan Utama Untuk Memilih Brand Celine Adalah Desainnya Yang Timeless. Potongan clean, siluet tegas, dan palet warna netral memastikan setiap item tetap relevan bertahun-tahun setelah di beli. Mantel wol klasik, blazer tailored, atau tas ikonik seperti Triomphe Bag tidak akan pernah terlihat ketinggalan zaman. Bagi konsumen cerdas, ini berarti nilai pakai yang jauh lebih panjang di bandingkan produk berbasis tren.
Celine tidak berkompromi soal material dan pengerjaan. Dari kain wol Italia hingga kulit berkualitas tinggi, setiap bahan di pilih dengan cermat untuk memastikan daya tahan dan kenyamanan. Jahitan presisi dan konstruksi rapi membuat produk bertahan dalam kondisi prima, bahkan setelah penggunaan intensif. Hal ini menjadikan Celine bukan sekadar pembelian, tetapi warisan yang bisa di gunakan lintas generasi.
Berbeda dengan merek yang berubah-ubah mengikuti pasar, Celine memiliki DNA desain yang konsisten: elegan, minimalis, dan sophisticated. Baik era Phoebe Philo yang mengusung quiet luxury, maupun era Hedi Slimane dengan sentuhan rock chic, esensi brand ini tetap terjaga. Setiap produk membawa aura eksklusif yang tidak berteriak, tetapi berbicara lewat detail dan kualitas. Celine adalah pilihan tepat bagi mereka yang ingin menunjukkan status tanpa terlihat flamboyan. Logo yang tidak terlalu besar dan desain yang understated menjadikan brand ini favorit di kalangan pecinta stealth wealth.
Membangun Narasi Kolaboratif Yang Memperkaya Identitas Merek
Celine telah cermat Membangun Narasi Kolaboratif Yang Memperkaya Identitas Merek menyatukan seni kontemporer, arsitektur, hingga figur budaya pop, dan menjadikannya sebagai medium ekspresi visual dan strategis pemasaran. Kolaborasi SS20 melibatkan seniman seperti David Kramer (dengan slogan satir “My Own Worst Enemy”) dan André Butzer (yang melahirkan motif figuratif unik).
Untuk koleksi musim dingin, Celine bekerja sama dengan Fondation César, menciptakan perhiasan terbatas berupa liontin “Compression” yang merekonstruksi karya ikonik sang pematung Prancis; tersedia dalam edisi 100 perak dan 100 vermeil. Desain di buat persis berdasarkan cetakan asli, di kemas dalam kotak pinus khas César. Program Artist Jewellery juga menyertakan penghormatan kepada Louise Nevelson melalui liontin kayu berlapis logam yang unik—hasil kerja sama dengan yayasan keluarga sang artis.
Musim dingin 2023, lini CELINE Homme memuat karya-karya almarhum Alan Vega, menonton estetika punk dan seni kolase jadul ke dalam hoodie, vest, dan sweater rajutan memuat potongan teks seperti “Everything Special Deadly…” sebuah serenade bagi era electro-clash dan New York proto-punk.
Peluncuran koleksi saddlery dan aksesoris anjing yang terinspirasi dari material mewah signature brand di promosikan melalui kampanye dengan Hedi Slimane dan mascot-nya, Elvis.
Celine membangun koneksi emosional dan budaya lewat selebritas global:
Lisa (Blackpink) sejak 2020 menjabat sebagai global ambassador, mendorong popularitas koleksi Triomphe terutama di pasar Tiongkok
Lebih lanjut, grup K-pop baru TWS juga di pilih sebagai brand ambassadors seiring di bukanya flagship store Celine tujuh lantai di Seoul tanda betapa pentingnya pasar Korea bagi ekspansi global brand. Celine membuktikan bahwa kolaborasi bukan sekadar strategi pemasaran; melainkan sebuah dialog kreatif. Dari perhiasan seni hingga kampanye selebritas global, dari perabot butik yang diubah menjadi galeri hingga aksesori lifestyle unik setiap kemitraan memperkaya estetika brand sambil memperluas jangkauan emosional dan kulturalnya Brand Celine.
