Upacara
Upacara HUT Ke 80 RI Akan Digelar di Jakarta, Nasib IKN Gimana

Upacara HUT Ke 80 RI Akan Digelar di Jakarta, Nasib IKN Gimana

Upacara HUT Ke 80 RI Akan Digelar di Jakarta, Nasib IKN Gimana

Facebook Twitter WhatsApp Pinterest LinkedIn Tumblr Telegram Email Print
Upacara HUT Ke 80 RI Akan Digelar di Jakarta, Nasib IKN Gimana

Upacara Peringatan Hari Kemerdekaan Tanggal 17 Agusutus 2025 Batal Di Laksanakan Di IKN, Namun Akan Tetap Di Selenggarakan Di Istana Merdeka Jakarta. Pemerintah Republik Indonesia memutuskan untuk tidak menggelar upacara kenegaraan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Kemerdekaan RI di Ibu Kota Nusantara (IKN) tahun ini. Sebagai gantinya, pelaksanaan upacara akan kembali di pusatkan di Istana Merdeka, Jakarta, sebagaimana tradisi sebelum adanya rencana pemindahan ibu kota.

Keputusan ini di sampaikan langsung oleh Wakil Menteri Sekretaris Negara (Wamensesneg), Juri Ardiantoro, dalam keterangan persnya pada pekan ini. Ia menyebut bahwa proses pembangunan IKN masih dalam tahap penyelesaian, sehingga belum memungkinkan untuk menyelenggarakan acara kenegaraan skala nasional di kawasan tersebut.

“IKN saat ini sedang dalam masa pembangunan tahap kedua. Pemerintah menilai, kesiapan infrastruktur di sana belum ideal untuk pelaksanaan Upacara yang melibatkan ribuan orang dan perhatian internasional,” ujar Juri.

Pernyataan ini sekaligus menepis spekulasi yang sebelumnya menyebutkan bahwa pemerintahan Presiden Prabowo Subianto akan tetap melanjutkan tradisi pelaksanaan upacara di IKN seperti yang di lakukan oleh mantan Presiden Joko Widodo pada 2024 lalu.

Meski batal menjadi lokasi utama, Otorita IKN memastikan bahwa perayaan Hari Kemerdekaan tetap akan berlangsung di Kalimantan Timur dalam skala lokal. Kegiatan ini mencakup Upacara bendera di lingkungan Otorita IKN dan sejumlah kegiatan budaya yang melibatkan masyarakat sekitar.

Kepala Otorita IKN, Bambang Susantono, menyatakan pihaknya tetap berkomitmen menyemarakkan hari kemerdekaan meski tidak menjadi tuan rumah utama. “Kami akan menggelar perayaan di tingkat lokal yang tetap khidmat dan penuh makna. Ini juga bentuk partisipasi dalam membangun identitas kebangsaan di ibu kota masa depan,” tuturnya.

Di Media Sosial, Respons Warganet Tampak Terbelah

Keputusan pemerintah untuk kembali menggelar upacara HUT ke-80 Republik Indonesia di Istana Merdeka, Jakarta, alih-alih di Ibu Kota Nusantara (IKN), menuai beragam reaksi dari masyarakat. Wacana besar mengenai pemindahan ibu kota yang selama ini di kaitkan dengan simbol transisi kekuasaan dan masa depan Indonesia, kini kembali di pertanyakan oleh publik luas.

Di Media Sosial, Respons Warganet Tampak Terbelah. Sebagian merasa kecewa karena batalnya upacara kenegaraan di IKN seolah mencerminkan bahwa megaproyek ibu kota baru belum menunjukkan kesiapan nyata untuk mengambil alih peran simbolik dan administratif Jakarta.

“Kalau memang IKN serius di jadikan ibu kota, seharusnya simbol negara seperti upacara 17-an tetap di gelar di sana, walau sederhana. Ini jadi tanda bahwa pemindahan belum sepenuh hati,” tulis akun @rayhan_id di platform X (dulu Twitter).

Kekecewaan juga datang dari kalangan akademisi dan pemerhati tata kota yang menganggap keputusan ini dapat menimbulkan persepsi negatif mengenai komitmen politik terhadap IKN. Mereka menilai batalnya upacara dapat menurunkan antusiasme publik dan investor terhadap masa depan proyek tersebut.

Namun demikian, tidak sedikit pula masyarakat yang memahami alasan pemerintah. Beberapa menyebut bahwa keputusan ini realistis mengingat pembangunan infrastruktur IKN memang belum rampung sepenuhnya, dan memaksakan pelaksanaan upacara justru berisiko mengganggu citra nasional.

“Daripada buru-buru dan hasilnya setengah-setengah, lebih baik fokus dulu menyelesaikan pembangunan. Toh, tahun depan masih ada waktu untuk persiapan lebih matang,” kata Rina Anggraeni, seorang PNS yang berdinas di Kementerian Dalam Negeri.

Pendapat serupa juga muncul dari kalangan warga Kalimantan Timur. Meski berharap wilayahnya tetap menjadi sorotan, mereka mengaku maklum jika upacara besar belum di gelar di sana. “Kami tetap bangga jadi bagian dari ibu kota baru. Asal pemerintah serius menyelesaikan janji-janjinya,” ujar Muhammad Rizal, warga Penajam Paser Utara.

Presiden Prabowo Menilai Bahwa Pelaksanaan Upacara Kenegaraan Adalah Momen Penting

Keputusan untuk menggelar Upacara HUT ke-80 Republik Indonesia di Istana Merdeka, Jakarta, bukan di Ibu Kota Nusantara (IKN), mendapat penjelasan resmi dari pihak Istana Presiden Prabowo Subianto. Melalui Juru Bicara Kepresidenan, Ari Dwipayana, Istana menegaskan bahwa keputusan ini bukan bentuk pengabaian terhadap IKN, melainkan bagian dari strategi jangka panjang dalam memastikan kesiapan infrastruktur dan tata kelola sebelum pemindahan pusat pemerintahan secara penuh di lakukan.

Presiden Prabowo Menilai Bahwa Pelaksanaan Upacara Kenegaraan Adalah Momen Penting yang membutuhkan kesiapan teknis dan simbolik. Untuk itu, beliau memilih agar upacara tahun ini tetap di langsungkan di Jakarta, sembari memastikan pembangunan IKN berjalan tepat sasaran,” ujar Ari dalam keterangan tertulis kepada media, Jumat (18/7).

Ari menambahkan, Presiden Prabowo memiliki komitmen kuat terhadap kelanjutan pembangunan IKN sebagai ibu kota masa depan Indonesia. Namun, menurutnya, pelaksanaan kegiatan berskala nasional seperti upacara 17 Agustus tidak bisa di lepaskan dari pertimbangan keamanan, kenyamanan tamu negara, serta kesiapan fasilitas pendukung.

“Tidak ada yang berubah dari arah kebijakan Presiden terhadap IKN. Justru dengan tidak memaksakan pelaksanaan upacara di tengah keterbatasan saat ini, pemerintah menunjukkan sikap realistis dan bertanggung jawab,” imbuhnya.

Istana juga memastikan bahwa pembangunan tahap kedua di IKN—yang mencakup kompleks legislatif, yudikatif. Serta permukiman ASN dan TNI/Polri—akan di percepat. Presiden di sebut aktif memantau progres di lapangan dan menekankan pentingnya kualitas pembangunan, bukan hanya kecepatan. Lebih lanjut, Ari menyampaikan bahwa Presiden Prabowo mengapresiasi semangat masyarakat Kalimantan Timur. Dan seluruh elemen bangsa yang tetap mendukung visi IKN. Ia berharap pada peringatan HUT RI mendatang, IKN sudah benar-benar siap menjadi tuan rumah upacara nasional yang megah dan bermakna.

Setiap Tanggal 17 Agustus, Rakyat Indonesia Dari Sabang Sampai Merauke Menyatukan Langkah Dalam Semangat Yang Sama

Setiap Tanggal 17 Agustus, Rakyat Indonesia Dari Sabang Sampai Merauke Menyatukan Langkah Dalam Semangat Yang Sama. Memperingati hari lahirnya sebuah bangsa merdeka. Bukan sekadar seremoni formal kenegaraan, upacara HUT Kemerdekaan telah menjadi tradisi nasional yang sarat makna simbolik, emosional. Dan historis bagi seluruh elemen masyarakat.

Upacara peringatan detik-detik proklamasi bukan hanya menyuarakan kembali teks kemerdekaan. Tetapi juga menghidupkan kembali ingatan kolektif tentang perjuangan bangsa melawan penjajahan. Di tengah kompleksitas kehidupan modern dan tantangan geopolitik global. Momen ini mengingatkan rakyat Indonesia pada nilai-nilai dasar: kebebasan, persatuan, dan semangat gotong royong.

Secara psikologis, perayaan ini memainkan peran penting dalam membangun kesadaran nasional dan identitas kolektif. Saat bendera Merah Putih di kibarkan, lagu kebangsaan di kumandangkan, dan pasukan pengibar bendera menjalankan tugasnya dengan penuh disiplin. Seluruh warga — baik yang hadir langsung maupun yang menyaksikan melalui layar televisi. Merasa menjadi bagian dari sesuatu yang lebih besar dari dirinya sendiri: sebuah negara yang berdiri tegak atas pengorbanan para pahlawan.

Di tingkat lokal, upacara 17 Agustus bahkan lebih dari sekadar formalitas. Banyak sekolah, kantor pemerintahan, desa, dan komunitas adat melaksanakan upacara dengan nuansa budaya masing-masing. Ini menunjukkan bahwa kemerdekaan tidak hanya milik elite politik di pusat, tetapi milik seluruh rakyat di pelosok negeri. Rakyat merasa dihargai sebagai pemilik sah kemerdekaan itu sendiri.

Bagi generasi muda, momen ini juga menjadi sarana edukasi sejarah dan penanaman nilai nasionalisme. Dalam konteks era digital yang serba cepat, perayaan semacam ini menjadi penyeimbang penting agar anak-anak bangsa. Tidak tercerabut dari akar sejarah dan jati dirinya Upacara.

Share : Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Telegram Email WhatsApp Print

Artikel Terkait