Lestari

People Pleasing Sering Kali Mengorbankan Waktu Diri Sendiri
People Pleasing Sering Kali Mengorbankan Waktu Diri Sendiri
People Pleasing Atau Senang Menyenangkan Orang Lain Adalah Pola Perilaku Yang Sering Kali Di Lakukan Untuk Mendapatkan Persetujuan atau menghindari konflik. Meskipun niatnya mungkin baik, kebiasaan ini dapat berdampak negatif pada kesejahteraan emosional dan psikologis seseorang. Sehingga orang yang terjebak dalam pola ini sering merasa kelelahan, stres, dan kehilangan jati diri. Karena terlalu fokus pada kebutuhan orang lain dan mengabaikan kebutuhan pribadi. Kebiasaan ini adalah kebiasaan di mana seseorang berusaha terus menerus untuk menyenangkan orang lain, bahkan jika itu merugikan dirinya sendiri.
Orang yang terjebak dalam perilaku ini cenderung mengutamakan keinginan dan kebutuhan orang lain. Dan sering kali mengorbankan kebahagiaan serta kesejahteraan pribadi. Maka untuk bisa mengubah People Pleasing ini, penting untuk mengenali tanda atau ciri-ciri dari perilaku tersebut. Oleh sebab itu salah satu tanda paling jelas dari perilaku tersebut adalah kesulitan untuk menolak permintaan orang lain. Meski Anda merasa keberatan atau sudah punya jadwal sendiri. Sehingga Anda merasa cemas atau bersalah ketika harus mengatakan “tidak” pada orang lain. Bahkan jika itu berarti Anda harus mengorbankan waktu, tenaga, atau kenyamanan diri.
Seperti Anda di ajak teman untuk melakukan sesuatu yang tidak Anda inginkan atau tidak punya waktu untuk itu. Tetapi Anda merasa terpaksa mengatakan “ya” untuk tidak mengecewakan mereka. Dan jika Anda terlalu khawatir tentang bagaimana perasaan orang lain terhadap Anda, atau takut membuat mereka marah atau kecewa. Hal ini bisa menjadi tanda bahwa Anda terjebak dalam pola tersebut. Sehingga anda mungkin merasa tertekan untuk selalu memenuhi harapan orang lain dan menghindari konflik. Bahkan jika itu berarti mengorbankan kebahagiaan pribadi People Pleasing.
People Pleasing Sering Kali Berusaha Keras Untuk Di Sukai Oleh Orang Lain
Orang yang memiliki kecenderungan People Pleasing Sering Kali Berusaha Keras Untuk Di Sukai Oleh Orang Lain. Bahkan jika itu berarti mereka harus berkompromi dengan nilai atau prinsip pribadi mereka. Oleh karena itu mereka mungkin melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan diri mereka hanya agar orang lain senang atau memberi pujian. Misalnya Anda melakukan sesuatu yang sebenarnya tidak Anda nikmati. Atau bahkan tidak Anda setujui hanya untuk mendapatkan pujian atau perhatian dari orang lain. Dan tanda lainnya adalah sering kali mengabaikan kebutuhan atau perasaan pribadi untuk memenuhi kebutuhan orang lain.
Sehingga Anda mungkin merasa lelah atau kesal setelah melakukan sesuatu untuk orang lain. Tetapi cenderung menekan perasaan tersebut demi menjaga hubungan atau agar orang lain tidak kecewa. Seperti Anda merasa lelah dan stres karena harus bekerja lembur untuk membantu rekan kerja. Akan tetapi Anda tidak menyadari bahwa Anda mengorbankan waktu istirahat Anda atau kesehatan mental Anda. Dan jika setelah membantu orang lain, Anda merasa cemas atau bahkan bersalah karena tidak memberikan lebih banyak atau merasa seperti tidak cukup. Oleh sebab itu bisa menjadi tanda dari perilaku tersebut.
Anda mungkin merasa bahwa Anda harus melakukan lebih dari yang sebenarnya di perlukan. Atau merasa tidak cukup baik meskipun sudah membantu sebanyak yang Anda bisa. Contohnya setelah memberikan bantuan kepada seseorang, Anda merasa cemas apakah mereka cukup senang dengan bantuan Anda. Bahkan merasa bersalah jika ada hal yang lebih bisa Anda lakukan. Maka dari itu salah satu ciri dari orang yang melakukan hal tersebut adalah menghindari konflik atau ketegangan dengan orang lain.
Kebiasaan Ini Sering Kali Mengorbankan Waktu Yang Seharusnya Mereka Gunakan Untuk Diri Sendiri
Meskipun Anda mungkin lebih memilih untuk menyetujui sesuatu yang sebenarnya tidak Anda setujui hanya agar tidak ada konflik atau perdebatan. Hal ini bisa membuat Anda merasa tertekan atau bahkan merasa kehilangan kontrol dalam hubungan. Karena Anda terus menerus berusaha memenuhi harapan orang lain dan mengabaikan kebutuhan pribadi. Maka dari itu Anda mungkin merasa sangat terbebani atau kelelahan, baik secara fisik maupun emosional. Oleh sebab itu kebiasaan ini terjadi karena Anda merasa harus selalu “siap sedia” untuk orang lain dan cenderung mengabaikan kebutuhan Anda sendiri.
Dan orang dengan Kebiasaan Ini Sering Kali Mengorbankan Waktu Yang Seharusnya Mereka Gunakan Untuk Diri Sendiri. Seperti untuk beristirahat atau melakukan hal-hal yang mereka nikmati, demi memenuhi permintaan orang lain. Hal ini dapat menyebabkan kelelahan fisik dan emosional yang semakin parah. Maka dari itu orang yang terjebak dalam pola tersebut juga cenderung merasa sangat tersinggung atau tidak di hargai ketika orang lain tidak menunjukkan rasa terima kasih atau tidak menghargai usaha mereka. Oleh karena itu mereka mungkin mengharapkan pujian atau pengakuan setelah melakukan sesuatu untuk orang lain.
Dengan mengetahui tanda-tanda tersebut adalah langkah pertama untuk mengatasi kebiasaan ini. Jika Anda mengenali diri Anda dalam beberapa ciri tersebut, penting untuk mulai mengevaluasi kembali perilaku Anda dan mulai belajar untuk menetapkan batasan. Dan mengutamakan kebutuhan pribadi, serta berlatih mengatakan “tidak” tanpa merasa bersalah. Maka dari itu dengan begitu, Anda bisa mulai mengurangi beban dan mendapatkan kembali keseimbangan dalam hidup Anda. Oleh karena itu untuk menghentikan kebiasaan ini, penting untuk memahami mengapa Anda melakukannya.
Menentukan Batasan Yang Sehat Adalah Langkah Penting Dalam Menghentikan Perilaku Tersebut
Sering kali, kebiasaan ini berasal dari rasa tidak aman yang mendalam atau pola hubungan yang terbentuk sejak kecil. Mungkin Anda terbiasa mencari validasi dari orang lain untuk merasa berharga. Maka dari itu dengan memahami akar dari kebiasaan ini, Anda dapat lebih mudah untuk menghadapinya. Serta Menentukan Batasan Yang Sehat Adalah Langkah Penting Dalam Menghentikan Perilaku Tersebut. Hal ini berarti Anda harus berani mengatakan “tidak” atau meminta waktu untuk diri sendiri tanpa merasa bersalah. Oleh sebab itu mulailah dengan kata-kata yang tegas namun sopan, seperti “Maaf, saya tidak bisa membantu saat ini”.
Jangan merasa perlu memberi penjelasan panjang setiap kali Anda menolak permintaan. Cukup katakan “Tidak, terima kasih” dan itu sudah cukup. Maka dari itu coba praktekkan komunikasi asertif, di mana Anda menyampaikan kebutuhan atau keinginan Anda tanpa merendahkan orang lain atau mengabaikan diri sendiri. Karena orang yang terjebak dalam kebiasaan ini sering kali merasa perlu untuk sempurna dan selalu berhasil memenuhi harapan orang lain. Sehingga mereka takut membuat kesalahan atau mengecewakan orang. Tetapi ini adalah pola pikir yang tidak realistis dan berpotensi merusak kesehatan mental.
Maka anda harus terima bahwa tidak ada yang bisa menyenangkan semua orang. Dan setiap orang memiliki kebutuhan serta harapan yang berbeda, dan itu normal jika Anda tidak selalu bisa memenuhi semuanya. Oleh karena itu berikan izin untuk diri Anda untuk tidak sempurna. serta menerima bahwa Anda tidak harus selalu berada dalam posisi yang menyenangkan orang lain adalah langkah pertama menuju kebebasan. Salah satu langkah terpenting untuk menghentikan kebiasaan tersebut adalah dengan memprioritaskan kesejahteraan diri sendiri. Hal ini bukan berarti menjadi egois, tetapi penting untuk menjaga keseimbangan antara membantu orang lain dan menjaga diri Anda People Pleasing.
