Pengembangan Kapal Logistik, Indonesia - China Teken Kerjasama
Pengembangan Kapal Logistik, Indonesia - China Teken Kerjasama

Pengembangan Kapal Logistik, Indonesia – China Teken Kerjasama

Pengembangan Kapal Logistik, Indonesia – China Teken Kerjasama

Facebook Twitter WhatsApp Pinterest LinkedIn Tumblr Telegram Email Print
Pengembangan Kapal Logistik, Indonesia – China Teken Kerjasama

Pengembangan Kapal Logistik Seperti Kapal Pengangkut LNG Menghadapi Tantangan Cukup Besar Meskipun Potensi Yang Di Miliki Juga Besar. Indonesia memiliki potensi besar dalam pengembangan kapal logistik, meskipun begitu tantangan utama yang di hadapi seperti penjelasan di atas adalah keterbatasan dana. Menurut Direktur Utama PT Djakarta Lloyd, Achmad Agung, pengangkutan LNG di kawasan timur Indonesia memerlukan kapal khusus. Yang mana untuk mengirimkan LNG ke wilayah tersebut, di butuhkan kapal yang di rancang untuk keperluan pengantaran logistik. Dari segi konsep dan teknologi, Indonesia sudah setara dengan negara lain, namun masalah pendanaan menghambat realisasinya. PT Djakarta Lloyd menyadari keterbatasan ini, sehingga mereka membuka peluang kerja sama dengan perusahaan asal China. Perusahaan tersebut ialah Guangzhou Group, yang mana menjadi target kerjasama untuk mendapatkan dukungan finansial. Agung menyebut bahwa pihaknya sudah memiliki desain dan konsep kapal yang tepat, serta mencoba menawarkan konsep tersebut kepada pihak China untuk pendanaan.

Tantangan finansial tersebut mendorong PT Djakarta Lloyd mencari mitra strategis yang dapat membantu mengatasi hambatan pendanaan dan investasi di dalam negeri. Agung sendiri menegaskan bahwa meskipun teknologi Indonesia tidak kalah bersaing. Namun, keterbatasan dana tetap menjadi kendala utama dalam pengembangan kapal logistik dan pengangkut LNG. Dengan begitu, meskipun Indonesia memiliki konsep dan teknologi yang mumpuni dalam pembangunan kapal logistik, keterbatasan pendanaan menjadi hambatan utama yang terjadi. Dengan menjalin kerja sama dengan perusahaan asing seperti Guangzhou Group, di harapkan dapat memberikan solusi. Terutama pada masalah kekurangan pendanaan sehingga mendorong perkembangan industri maritim di Indonesia.

Sebuah perusahaan BUMN, PT Varuna Tirta Prakasya yang bergerak di sektor logistik, baru – baru ini menandatangani nota kesepahaman dengan Guangzhou Group. Yang mana momen tersebut menjadi penanda untuk mengembangkan kapal angkut khusus logistik yang di rancang sesuai dengan kebutuhan logistik nasional Indonesia.

Konsep Pengembangan Kapal Logistik Yang Akan Di Bangun Ini Sederhana Namun

Kesepakatan antara PT Varuna Tirta Perkasa Dengan Guanzhoiu Grup bertujuan untuk mengondisikan biaya pengangkutan yang selama ini menjadi tantangan. Agung selaku perwakilan dari VTP menyampaikan bahwa pihaknya sedang memulai dan mengeksplorasi kemungkinan pembuatan kapal tersebut di dalam negeri. Ia menekankan bahwa inisiatif ini merupakan langkah awal yang penting untuk membuka peluang – peluang besar di masa mendatang. Dalam pandangannya, peluang besar untuk pengangkutan LNG ke pembangkit listrik kecil yang tersebar di berbagai lokasi di Indonesia. Untuk menjangkau pembangkit-pembangkit ini, di perlukan kapal dengan kapasitas yang lebih kecil agar biaya dapat di tekan.

Hal ini di sebabkan oleh fakta bahwa kapal pengangkut LNG yang umum di gunakan di Indonesia biasanya berukuran besar. Hal tersebut menyebabkan biaya operasional yang tinggi. Agung menjelaskan bahwa Konsep Pengembangan Kapal Logistik Yang Akan Di Bangun Ini Sederhana Namun Unik, berbeda dengan kapal tanker atau LNG carrier yang biasanya sangat mahal. Dia menyoroti bahwa kebutuhan pembangkit listrik kecil milik PLN di Indonesia hanya sekitar 2,5 juta standar kaki kubik per hari. Jika menggunakan kapal besar untuk kebutuhan sekecil itu, biaya pengangkutannya akan sangat tinggi dan tidak ekonomis. Mengoperasikan kapal besar untuk muatan yang kecil akan sangat tidak efisien dan mahal. Dengan latar belakang ini, konsep proyek pembangunan kapal angkut khusus logistik ini di harapkan dapat menjadi solusi yang lebih ekonomis dan efisien untuk kebutuhan logistik LNG di Indonesia.

Terutama untuk pembangkit listrik kecil yang tersebar di berbagai wilayah. Inisiatif ini juga diharapkan dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi distribusi energi di Indonesia dengan menekan biaya operasional yang tinggi. Melalui kerja sama dengan perusahaan internasional seperti Guangzhou Group, VTP berupaya mengatasi kendala ini dan membawa solusi yang inovatif serta efisien untuk kebutuhan logistik nasional. Proyek ini bukan hanya bertujuan untuk menekan biaya, tetapi juga untuk memastikan distribusi energi yang lebih efektif dan efisien di seluruh Indonesia.

Kondisi Geografis Indonesia Tidak Memungkinkan Distribusi LNG Menggunakan Pipa

Kondisi Geografis Indonesia Tidak Memungkinkan Distribusi LNG Menggunakan Pipa, terutama untuk menyalurkan ke pulau – pulau yang harus melewati lautan. Menurut Agung, jika Indonesia memiliki karakteristik geografis seperti Australia atau China yang merupakan benua, penggunaan pipa mungkin bisa di lakukan. Namun di Indonesia, penggunaan pipa tidak mungkin karena harus melewati laut dalam dan palung yang kompleks. Dengan begitu, pengembangan kapal logistik cukup layak untuk di upayakan sehingga pengapalan LNG dengan kapal berukuran lebih kecil bukanlah konsep baru.

Agung menyebutkan bahwa konsep ini telah di terapkan di Amerika Latin dan kawasan Segitiga Bermuda. Di India, metode serupa di terapkan dengan cara memecah volume LNG yang biasanya di angkut oleh kapal besar. Agung menjelaskan bahwa untuk melayani klaster besar, kapal berukuran besar memang masih bisa di gunakan. Namun, untuk kebutuhan yang lebih kecil, seperti 1.100 meter kubik atau 1.200 tidak efisien menggunakan kapal besar. Lebih lanjut, Agung menekankan bahwa pelabuhan di wilayah timur Indonesia masih kurang berkembang dan tidak bisa menampung kapal-kapal besar. Oleh karena itu, penggunaan kapal berukuran lebih kecil menjadi solusi yang lebih praktis dan ekonomis.

Dengan kondisi pelabuhan yang belum sepenuhnya modern, kapal-kapal besar tidak dapat di operasikan dengan efisien. Oleh sebab itu, konsep pengapalan dengan kapal berukuran lebih kecil menjadi alternatif yang lebih sesuai untuk mendistribusikan LNG ke berbagai pulau di Indonesia, mengingat biaya operasional yang lebih rendah dan kemampuan untuk menjangkau pelabuhan yang lebih kecil dan tradisional. Mengingat daya angkut lebih kecil akan lebih sesuai dengan kondisi geografis Indonesia yang terdiri dari banyak pulau dan perairan yang beragam. Dengan menggandeng Guangzhou Group, VTP berharap dapat mengatasi masalah kekurangan kapal serta menyediakan solusi transportasi yang lebih tepat guna dan efisien. Kerja sama ini di harapkan dapat mendukung perkembangan logistik di Indonesia, terutama di wilayah Timur yang sedang berkembang pesat.

Ketersediaan Kapal Masih Terbatas Pada Waktu – Waktu Tertentu

Direktur Utama VTP, Adi Nugroho, menjelaskan bahwa Indonesia saat ini memerlukan kapal logistik yang cocok untuk mengangkut barang termasuk LNG ke wilayah Indonesia Timur. Berdasarkan program pengembangan tersebut, ia menekankan bahwa Indonesia saat ini mengalami kekurangan kapal logistik. Hal ini terutama untuk memenuhi kebutuhan di wilayah tersebut. Adi menggarisbawahi bahwa pembangunan infrastruktur di Indonesia Timur sedang berkembang pesat, namun Ketersediaan Kapal Masih Terbatas Pada Waktu – Waktu Tertentu. Usai penandatanganan nota kerjasama di Menara Danareksa di Jakarta pada Kamis, 27 Juli 2024 kemarin. Ia mengungkapkan bahwa dari berbagai berita yang ada, terlihat jelas bahwa pembangunan di wilayah tersebut cukup intens. Namun, ketersediaan kapal logistik masih menjadi tantangan besar.

Pengembangan kapal logistik ini akan di bangun ini serta di rancang dengan kapasitas angkut yang lebih kecil. Yang mana hal tersebut telah di sesuaikan dengan kondisi geografis Indonesia yang terdiri dari banyak pulau. Kesimpulannya, kerja sama antara PT Varuna Tirta Prakasya dan Guangzhou Group merupakan langkah strategis. Hal ini demi mengatasi kekurangan kapal dengan mendanai Pengembangan Kapal Logistik.

Share : Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Telegram Email WhatsApp Print

Artikel Terkait