Penemuan Masa Lampau Yang Telah Musnah
Penemuan Masa Lampau Yang Telah Musnah

Penemuan Masa Lampau Yang Telah Musnah

Penemuan Masa Lampau Yang Telah Musnah

Facebook Twitter WhatsApp Pinterest LinkedIn Tumblr Telegram Email Print
Penemuan Masa Lampau Yang Telah Musnah

Penemuan Masa Lampau Ialah Penemuan Yang Telah Ditemukan Pada Zaman Dulu Namun Sekarang Keberadaanya Sudah Tidak Ada. Sejarah telah mencatat bahwasannya teknologi tersebut sangatlah berguna bagi keberlangsungan hidup manunsia. Kebanyakan masyarakat modern menyimpulkan sendiri bahwasannya manusia pada zaman yang lama, mempunyai terknologi yang serba terbatas, biadab serta tidak terdidik. Namun menurut sejarah kebalikannya, sebagian besar teknologi di zaman yang lalu mempunyai teknologi yang hebat, seperti Piramida. Bahkan manusia pada zaman sekarang terdapat juga yang memberikan pendapat bahwasannya Piramida adalah hasil dari teknologi alien. Yang di karenakan mereka meyakini pada saat itu tidak mungkin manusia membangun bangunan semegah dan sebesar itu. Kebudayaan masa yang lalu malah bisa menciptakan ataupun menemukan teknologi yang memukau dan masyarakat modern tidak dapat mengikuti kecanggihan teknologi tersebut.

Namun demikian, tidak seluruh teknologi maupun metode pada masa lalu bisa merasainya pada saat sekarang. Di sebabkan tidak semua teknologi itu di teruskan kepada penerusnya dan bisa juga hilang karena faktor alam ataupun manusia. Banyak juga penemuan sekarang yang akarnya berasal dari teknologi zaman lalu, seperti pesawat yang sudah di temukan pada Leonardo da Vinci. Leonardo da Vinci hanya menciptakan rancangan saja dan belum menjadi teknologi pesawat yang dapat terbang dengan bebas. Dan teknologi seperti baterai kuno asal Baghdad yang telah menginspirasi penemuan teknologi baterai pada masa sekarang. Baterai kuno asal baghad ialah suatu teknologi kuno yang telah berumur 2.000 tahun. Di temukan di tahun 1983, dari seorang arkeologi berkebangsaan Jerman pada daerah Khujut Rabu, Baghdad. Teknologi baterai ini tercipta dari sebuah toples tanah liat, yang di mana pada isiannya tercantum silinder tembaga serta batang besi. Selanjuntya siram asam lemah pada toples, misalnya cuka maupun jus anggur.

Beton Romawi Yang Kokoh Dan Tahan Lama Merupakan Penemuan Masa Lampau Yang Telah Hilang

Beton Romawi Yang Kokoh Dan Tahan Lama Merupakan Penemuan Masa Lampau Yang Telah Hilang. Pada penemuan ini mempunyai nama lain yaitu opus caementicium dalam bahasa latin. Bahan dari beton ini menggunakan bahan dasar dari semen yang mengeras melalui cara hidraulis. Beton ini mempunyai durabilitas yang hebat di sebabkan oleh satu dari bahan penyusunnya yaitu abu tras yang bisa menghambat terjadinya retakan. Di gunakan pada abad ke-1 Masehi, dan beton ini sering di letakkan bersamaan di permukaan batu bata. Sebenarnya beton romawi juga sama dengan halnya beton biasanya di zaman sekarang. Terdiri dari agregat serta lepa hidraulis, yaitu bahan yang berfunsi sebagai pengikat. Di lakukan dengan cara mencampur bersamaan air dan akan mengeras pada waktunya. Dan juga pada agregat yang akan dipergunakan terdapat banyak macamnya, seperti ubin keramik serta pada bongkahan puing dari sisa bangunan.

Adapun bahan pengikat dari beton romawi yaitu gipsum serta kapur tohor. Terdiri dari abu vulkanik atau juga dikenal dengan pozolana maupun “pasir galing” sangat di rekomendasikan. Fungsi dari Pozolana yaitu menghasilkan beton yang akan lebih tahan kepada air garam jika di perbandingakan dengan beton sekarang. Pada beton romawi tufa menjadi bahan yang penting untuk agregat. Pada masa sekarang ilmuwan telah melakukan penetlitian untuk menciptakan kembali beton romawi. Akan tetapi teknologi tersebut masih sangat jauh untuk di bilang mirip dengan beton romawi pada masa lalu. para sejarawan tidak mempastikan kapan pertama kali beton Romawi di buat. Akan tetapi secara pasti teknologi ini telah di manfaatkan secara umum serta meluas di perkirakan pada abad 2 sebelum masehi.

Api Yunani

Api Yunani atau juga di sebut dengan api Bizantium, merupakan teknologi asal kerajaan Bizantium atau nama lainnya Romawi Timur. Teknologi ini ialah senjata untuk membakar, yang telah di manfaatkan oleh Kekaisaran Bizantium dari tahun 672. Sebagian sejarawan telah berpendapat bahwasannya api ini dapat dinyalakan saat berkontak dengan air. Di pancarkan melalui pelontar api, di perkirakan sejarawan bahan-bahan yang di gunakan adalah, nafta dan kapur tohor. Kekaisaran Romawi Timur sering memanfaatkan senjata ini di pertempuran laut guna mengasih efek yang hebat kepada musuh. Dan dari teknologi ini Kekaisaran Romawi Timur telah memenangkan banyak pertempuran di laut serta berhasil mengamankan Konstantinopel dari serangan musuh. Teknologi ini berhasil membikin terpukau para tentara Salib dari Eropa Barat, mereka menamainya dengan Api Yunani. Penamaan penemuaan ini juga di gunakan pada senjata yang berjenis pembakar. Dan telah di gunakan oleh peradaban Arab, Tiongkok serta Mongolia. Akan tetapi formula dari pembuatan teknologi sangat di rahasiakan oleh Bizantium.

Mereka menggerakan nozel yang bertekanan yang berfungsi untuk mengalirkan cairan api kepada musuh. Dalam proses pembuatan teknologi ini sejarawan berpendapat bahwa api terbuat dari bahan-bahan belerang, kapur tohor serta minyak bumi. Dan sejarawan memiliki pendapat bahwa kemungkinan bahan dasarnya terbuat melalui kalsium fosfida. Di ciptakan melalui pemasan tohor, tulang serta batur bara, selepas tersentuh air kalsium fosfida akan melepaskan fosfin, yang akan menyebabkan nyala dalam waktu seketika. Teknologi telah membuat kerajaan-kerajaan Islam dalam menaklukkan Konstantinopel melalui jalur laut, di karenakan api ini bisa menyalam dalam air.

Api Archimedes

Api Archimedes merupakan teknologi yang di kisahkan pernah di gunakan oleh fisikawan Archimedes pada abad ke 3 sebelum Masehi. Pada abad ke 2 Masehi seorang penulis bernama Lucian, ia menuliskan bahwasannya selama Pengepungan Syracuse. Sosok Archimedes muncul untuk membinasakan kapal musuh melalui perantara api dari matahari. Setelahnya pada abad ke 9 masehi seseorang yang bernama Anthemius dari Trailles berpendapat bahwasannya teknologi ini merupakan teknologi dari kaca yang akan menyebabkan kebakaran pada musuh. Teknologi di manfaatkan dengan cara memfokuskan sinar matahari kepada kapal yang akan menyerang, kemdian dari pantulan tersebut menyebabkan kapal itu terbakar. Penemuan ini telah membuat terjadinya perdebatan mengenai keabsahan pada zaman Renaisans. Percobaan pernah di lakukan pada tahun 1747 oleh Comte de Buffon. Dalam dokumennya yang berjudul “Invention De Miroirs Ardens, Pour Brusier a Une Grande Distance”. Dan kemudian di tahun 1867 eksperimen ini juga di lakukan oleh John Scott dan telah tercata dalam dokumennya.

Selanjutnya di tahun 1973 eksperimen ini di lakukan oleh para ilmuwan modern yang bernama Ioannis Sakkas yang berasal dari Yunani. Penemuan ini juga pernah di lakukan pada pangkalan angkatan laut di Skaramagas pada luar Athena. Di eksperimen ini, melakukan peletakan 70 cermin yang di angkat oleh para pelaut Yunani. Pada masing cermin tersebut telah di lapisi dengan tembaga dengan ukuran sampai lima kali tiga. Kemudian cermin yang telah di kumpulkan tersebut di arahkan pada tiruan kapal perang Romawi yang berjarak 50 meter. Di saat cermin itu telah di fokuskan secara akurat, maka kapal akan terbakar hanya membutuhkan waktu hitungan detik, kapal tersebut telah di lapisi dengan cat tar. Teknologi api archimedes telah menjadi sebuah inovasi dalam sejarah manusia dan juga merupakan bagian dari Penemuan Masa Lampau.

Share : Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Telegram Email WhatsApp Print

Artikel Terkait