Lestari

Makanan Fermentasi Khas Jepang Natto
Makanan Fermentasi Khas Jepang Natto
Makanan Fermentasi Khas Jepang Yang Bernama Natto Terkenal Dengan Teksturnya Yang Unik Dan Cita Rasanya Yang Khas. Jenis makanan ini terbuat dari biji kedelai yang di fermentasi dengan bakteri bacillus subtilis natto. Sehingga akan memberikan rasa dan aroma khas yang sangat berbeda dari makanan fermentasi lainnya. Salah satu ciri khas utama dari natto adalah teksturnya yang lengket dan berlemak. Ciri ini adalah yang di hasilkan oleh bakteri selama proses fermentasi.
Kemudian natto juga memiliki rasa yang kuat dan sedikit pahit yang sering di sertai dengan aroma yang cukup tajam. Meskipun rasa natto mungkin terlalu kuat bagi beberapa orang namun banyak pecinta kuliner menghargai kompleksitas rasanya yang unik. Sehingga beberapa orang menikmati natto sebagai camilan ringan atau sebagai bagian dari sarapan tradisional Jepang. Bahkan Makanan Fermentasi ini seringkali di sajikan dengan nasi putih dan di siram dengan saus kecap atau mustard Jepang. Natto juga sering di gunakan sebagai bahan dalam hidangan seperti sushi atau salad Jepang.
Lalu secara nutrisi natto juga di kenal karena kandungan gizi yang tinggi terutama protein dan serat. Selain itu natto juga mengandung sejumlah besar vitamin dan mineral termasuk vitamin K2. Pastinya hal ini yang telah di ketahui memiliki manfaat bagi kesehatan tulang dan jantung. Sehingga karena kandungan gizinya yang kaya dan sifatnya yang rendah kalori maka natto sering di anggap sebagai makanan yang baik untuk kesehatan. Kemudian natto juga tetap menjadi bagian penting dari warisan kuliner Jepang. Meskipun mungkin tidak di sukai oleh semua orang karena rasa dan aromanya yang kuat. Bahkan di hargai oleh banyak orang karena manfaat gizinya dan karakteristiknya yang unik.
Sejarah Makanan Fermentasi Natto
Sejarah Makanan Fermentasi Natto khas Jepang dapat kita lihat kembali ke ribuan tahun lalu yang di yakini sejak zaman kuno. Hal ini di katakan karena ada bukti bahwa praktik fermentasi biji kedelai telah ada di Jepang sejak saat itu. Namun catatan tertulis tertua yang mengacu pada natto di temukan dalam teks-teks Jepang kuno pada abad ke-10. Sehingga selama periode Heian (794-1185 M) makanan ini di sebut sebagai “nattō” dalam catatan-catatan sejarah. Makanan ini menggambarkan biji kedelai yang di fermentasi oleh bakteri dengan metode yang serupa dengan yang di gunakan saat ini.
Kemudian perkembangan natto sebagai makanan populer di Jepang terjadi pada periode Edo (1603-1868 M). Yaitu ketika para petani mulai memanfaatkan biji kedelai yang murah dan berlimpah sebagai sumber protein yang terjangkau. Selama periode ini natto telah menjadi makanan yang sangat umum di antara kelas pekerja. Hal ini karena harganya yang terjangkau dan kandungan gizinya yang tinggi. Selain itu natto juga sudah di anggap sebagai makanan yang mudah di simpan dan tahan lama. Sehingga menjadi pilihan yang ideal untuk di jadikan cadangan makanan.
Lalu pada abad ke-20 natto telah menjadi semakin populer di seluruh Jepang terutama setelah Perang Dunia II. Peningkatan kesadaran akan manfaat kesehatannya seperti kandungan protein, serat dan vitamin K2 membuat natto semakin di minati oleh masyarakat Jepang. Selain itu inovasi dalam proses pembuatan dan penyajian natto juga membantu memperluas pangsa pasar makanan ini. Sehingga sampai hari ini natto tetap menjadi salah satu makanan tradisional Jepang yang paling populer. Bahkan juga seringkali di santap sebagai bagian dari sarapan atau camilan ringan. Tak surut meskipun natto mungkin tidak di sukai oleh semua orang karena rasa dan teksturnya yang khas. Sehingga warisan sejarah dan budaya makanan ini terus hidup dan di hargai oleh banyak orang di Jepang dan di seluruh dunia.
Rasa Autentik Dari Natto
Natto makanan fermentasi khas Jepang mempunyai rasa autentik yang merupakan salah satu ciri khas yang membuatnya begitu unik. Bahkan menjadikan makanan ini sebagai makanan yang di hargai oleh banyak pecinta kuliner. Selain itu rasa natto juga sering di gambarkan sebagai kompleks dan kuat. Apalagi dengan sentuhan yang khas dan karakteristik yang tidak di miliki oleh makanan fermentasi lainnya. Maka secara umum rasa natto memiliki nuansa yang sedikit pahit dan juga asam. Terutama dengan aroma yang tajam dan khas yang terasa kuat saat pertama kali di santap.
Kemudian tekstur natto juga merupakan bagian penting dari pengalaman rasa yang autentik. Natto memiliki tekstur yang unik, lengket dan berlemak yang di hasilkan selama proses fermentasi oleh bakteri Bacillus subtilis natto. Tekstur inilah yang memberikan dimensi tambahan pada sensasi saat menyantap natto. Apalagi dengan perasaan lengket dan lembut yang berpadu dengan rasa yang khas. Sehingga bagi sebagian orang akan menemukan tekstur natto ini menarik dan memuaskan. Berbanding terbalik banyak juga yang mungkin perlu sedikit waktu untuk terbiasa dengan sensasi lengket yang unik ini.
Selain itu Rasa Autentik Dari Natto juga seringkali di sertai dengan aroma yang khas dan kuat. Yang di mana aroma natto yang khas dapat menciptakan pengalaman sensorik yang mendalam. Bahkan dapat membangkitkan selera makan dan menciptakan suasana yang khas dari masakan Jepang. Bagi banyak orang Jepang aroma natto adalah sesuatu yang mengingatkan mereka pada masa kecil dan tradisi kuliner yang kaya. Maka dari itu rasa autentik dari natto tidak hanya tentang cita rasa uniknya. Tetapi juga tentang kenangan dan warisan budaya yang terkait dengannya.
Proses Fermentasi Natto
Proses Fermentasi Natto awalnya di mulai dengan biji kedelai yang di rendam dalam air selama beberapa jam. Hal tersebut di lakukan untuk membuatnya menjadi lebih lunak. Setelah di rendam maka biji kedelai di kukus hingga matang kemudian di dinginkan untuk menghentikan proses memasak. Selanjutnya bakteri bacillus subtilis natto di tambahkan ke biji kedelai yang telah dingin. Bakteri inilah yang menyebabkan fermentasi hingga mengubah biji kedelai menjadi natto. Lalu campuran kemudian di simpan dalam wadah yang tertutup agar bakteri dapat menghasilkan enzim yang mengubah struktur kedelai. Serta juga agar memberikan tekstur dan rasa yang unik pada natto.
Selama proses fermentasi yang berlangsung selama beberapa hari maka bakteri Bacillus subtilis natto menghasilkan enzim yang mengubah komposisi biji kedelai. Hasil akhirnya adalah natto dengan tekstur yang lengket dan aroma yang khas. Proses fermentasi ini juga menghasilkan senyawa-senyawa baru yang bermanfaat bagi kesehatan seperti probiotik yang baik untuk pencernaan. Sehingga setelah proses fermentasi selesai maka natto dapat di sajikan langsung atau di simpan dalam lemari es. Hal ini di lakukan untuk meningkatkan rasa dan konsistensinya. Maka proses fermentasi natto adalah kombinasi yang cermat antara biji kedelai, bakteri fermentasi dan waktu. Terutama yang menghasilkan makanan yang unik dan bergizi yaitu natto hasil Makanan Fermentasi.
