News

Kebangkitan Harimau Korea Tae Yong Resmi Tangani Ulsan HD
Kebangkitan Harimau Korea Tae Yong Resmi Tangani Ulsan HD
Kebangkitan Harimau Korea Pada 5 Agustus 2025, Klub Raksasa K League 1, Ulsan HD, Secara Resmi Mengumumkan Penunjukan Shin Tae-Yong Sebagai Pelatih Utama. Keputusan ini menandai awal era baru bagi klub yang tengah berjuang menemukan kembali taringnya di tengah performa mengecewakan musim ini. Shin Tae-yong, mantan pelatih Timnas Indonesia dan sosok legendaris dalam kancah sepak bola Asia, kembali ke tanah airnya dengan misi berat: membangkitkan kembali “Harimau Korea”, julukan yang melekat pada Ulsan HD. Klub yang sebelumnya di kenal sebagai Ulsan Hyundai ini merupakan kekuatan dominan di K League 1 dalam beberapa musim terakhir, namun musim 2025 menghadirkan cerita berbeda.
Krisis yang Memicu Pergantian
Ulsan HD yang menjuarai liga selama tiga musim berturut-turut (2022–2024) kini terseok di peringkat ketujuh klasemen sementara. Rentetan 11 pertandingan tanpa kemenangan menjadi sinyal kuat bahwa perubahan harus di lakukan. Kim Pan-gon, pelatih sebelumnya, resmi didepak oleh manajemen. Meski keputusan ini mengundang kontroversi—karena sang pelatih mengaku mengetahui pemecatannya melalui media—klub tetap teguh pada langkah strategis mereka: menunjuk Shin Tae-yong sebagai nahkoda baru Kebangkitan.
“Saya merasa terhormat kembali ke Korea dan di percaya menangani klub sebesar Ulsan. Ini bukan sekadar pekerjaan, ini adalah tanggung jawab dan kesempatan untuk membawa semangat baru,” ujar Shin Tae-yong dalam konferensi pers perdananya. Nama Shin Tae-yong tak asing di jagat sepak bola Asia. Ia di kenal sebagai arsitek Timnas Korea Selatan di Piala Dunia 2018, serta sukses membangkitkan Timnas Indonesia selama lima tahun terakhir. Karismanya, pendekatan taktis yang adaptif, dan kemampuannya membentuk skuad muda jadi senjata andalan yang kini diharapkan bisa mengobarkan kembali semangat juang Ulsan HD Kebangkitan.
Fans Korea: Reuni Dan Optimisme
Kabar kepindahan Shin Tae-yong ke klub Ulsan HD langsung memicu gelombang reaksi di kalangan fans, baik dari Korea Selatan maupun Indonesia. Bagi banyak penggemar, penunjukan ini bukan hanya soal pergantian pelatih, tapi juga tentang kepercayaan baru terhadap sosok yang di kenal penuh dedikasi dan semangat juang tinggi.
Fans Korea: Reuni Dan Optimisme
Di kalangan fans Korea Selatan, kembalinya Shin Tae-yong ke panggung domestik setelah bertahun-tahun melatih di luar negeri di sambut dengan antusiasme tinggi. Melalui berbagai unggahan di media sosial dan forum sepak bola seperti Naver dan Daum, banyak yang menyebut ini sebagai “reuni emosional”. Beberapa fans bahkan menyebut kembalinya STY sebagai langkah yang “terlambat tapi tepat.”
“ia punya naluri pelatih top. Kita pernah melihatnya membuat tim nasional tampil agresif di Piala Dunia. Sekarang Ulsan butuh pemimpin seperti dia,” tulis salah satu pengguna di forum DC Inside.
Selain itu, banyak fans Ulsan menyuarakan harapan agar STY membawa angin segar ke ruang ganti tim yang mulai kehilangan arah. Dengan reputasi sebagai pelatih yang di siplin dan komunikatif, mereka berharap atmosfer tim akan membaik, dan Ulsan kembali menunjukkan performa dominan.
Fans Indonesia: Campur Aduk Tapi Bangga
Sementara itu, di Indonesia, perasaan fans terhadap kepindahan STY ke Ulsan lebih kompleks. Banyak yang mengaku kecewa karena kepergian pelatih yang sangat berjasa bagi kebangkitan Timnas Indonesia, namun di sisi lain, mereka tetap memberi dukungan dan merasa bangga. “Indonesia berutang banyak pada STY. Tapi dia juga pantas dapat tempat lebih besar di dunia sepak bola,” tulis seorang netizen di Twitter.
Setelah Resmi Di Umumkan Sebagai Pelatih Utama Kebangkitan Ulsan HD Pada 5 Agustus 2025
Setelah Resmi Di Umumkan Sebagai Pelatih Utama Kebangkitan Ulsan HD Pada 5 Agustus 2025, Shin Tae-yong memberikan pernyataan pertamanya kepada publik. Dalam konferensi pers yang di gelar di markas klub di Ulsan, pelatih berusia 54 tahun itu menyampaikan rasa hormat dan tanggung jawab atas kepercayaan yang di berikan kepadanya. Ia juga mengungkapkan pandangannya terhadap kondisi klub dan misi yang ingin ia capai di masa mendatang.
“Saya merasa terhormat bisa kembali ke tanah kelahiran saya dan di percaya menangani klub sebesar Ulsan HD. Klub ini memiliki sejarah, identitas, dan ambisi besar. Saya datang ke sini untuk bekerja keras, membangun kembali mental juara, dan membawa Ulsan kembali ke jalur kemenangan,” ujar Shin Tae-yong dengan penuh keyakinan.
Dalam pernyataannya, STY tak menutupi bahwa ia sangat menyadari tekanan besar yang akan ia hadapi. Menurutnya, Ulsan bukan klub biasa ini adalah tim juara yang sedang mengalami krisis performa. Oleh karena itu, misi utamanya adalah membangkitkan semangat dan menyatukan tim yang sempat kehilangan arah.
“Saya tahu ini bukan pekerjaan mudah. Ulsan adalah tim yang selalu menargetkan juara. Tapi saya tidak takut tantangan. Saya datang untuk bekerja, bukan untuk bersantai. Kita akan bergerak cepat—dari ruang ganti, pola latihan, hingga strategi di lapangan, semua akan kami evaluasi dan perbaiki.”
Shin Tae-yong juga menyampaikan penghargaan kepada para suporter yang tetap setia mendukung tim meski dalam masa sulit. Ia menilai dukungan fanatik suporter akan menjadi bahan bakar utama bagi kebangkitan Ulsan di paruh kedua musim 2025. “Saya percaya pada kekuatan suporter. Semangat kalian akan menjadi energi bagi para pemain di lapangan. Mari kita bangkit bersama.”
Klub Ini Di Unggulkan Untuk Kembali Bersaing Di Papan Atas Dan Mempertahankan Dominasi Mereka.
Meski di kenal sebagai raksasa sepak bola Korea Selatan, Ulsan HD menghadapi kenyataan pahit di musim 2025. Klub yang menjuarai K League 1 tiga musim berturut-turut (2022–2024) kini justru terperosok dalam krisis performa yang mengejutkan banyak pihak. Situasi ini menjadi pendorong utama di balik keputusan manajemen untuk memecat pelatih Kim Pan-gon dan menunjuk Shin Tae-yong sebagai pengganti. Pada awal musim 2025, ekspektasi terhadap Ulsan HD sangat tinggi. Sebagai juara bertahan, Klub Ini Di Unggulkan Untuk Kembali Bersaing Di Papan Atas Dan Mempertahankan Dominasi Mereka. Namun, kenyataan di lapangan berkata lain. Dari 24 pertandingan yang telah di jalani, Ulsan hanya mampu mengumpulkan 31 poin, menempatkan mereka di peringkat ke-7 klasemen sementara dari total 12 tim. Untuk tim sebesar Ulsan, posisi ini di anggap jauh dari layak.
Yang paling mencolok adalah rentetan hasil buruk tanpa kemenangan dalam 11 pertandingan terakhir. Ulsan tidak hanya kesulitan mencetak gol, tapi juga kehilangan identitas permainan agresif dan solid yang dulu menjadi kekuatan utama mereka. Lini tengah melemah, lini belakang rapuh, dan penyerang kehilangan ketajaman. Suporter mulai kehilangan kepercayaan, sementara tekanan terhadap Kim Pan-gon kian membesar.
Situasi semakin rumit ketika kabar pemecatan Kim Pan-gon muncul di media sebelum pihak klub memberikan konfirmasi resmi padanya. Hal ini memicu reaksi keras dari sang pelatih, yang merasa tidak di hargai oleh manajemen. Ia menyatakan bahwa dirinya mengetahui pemecatan melalui media dan bukan secara langsung dari klub menandakan adanya komunikasi internal yang buruk di tubuh manajemen Ulsan HD Kebangkitan.