Kasus DBD Meningkat Di Jakarta, Terbanyak Di Wilayah Barat
Kasus DBD Meningkat Di Jakarta, Terbanyak Di Wilayah Barat

Kasus DBD Meningkat Di Jakarta, Terbanyak Di Wilayah Barat

Kasus DBD Meningkat Di Jakarta, Terbanyak Di Wilayah Barat

Facebook Twitter WhatsApp Pinterest LinkedIn Tumblr Telegram Email Print
Kasus DBD Meningkat Di Jakarta, Terbanyak Di Wilayah Barat

Kasus DBD Kasus Dengue Fever (Demam Berdarah Dengue atau DBD) Adalah Salah Satu Penyakit Menular Yang Di Sebabkan Oleh Nyamuk Aedes aegypti. Bahkan penyakit ini menjadi masalah kesehatan yang sangat serius di berbagai belahan dunia, termasuk di Indonesia. Dan kini ada salah satu daerah yang sering kali mengalami peningkatan kasus DBD adalah Jakarta, terutama di wilayah baratnya. Dengan Kasus DBD di Jakarta ini, khususnya di wilayah barat, dapat di sebabkan oleh berbagai faktor. Yang pertama, terdapat iklim tropis di Jakarta sehingga cenderung mendukung perkembangan nyamuk Aedes aegypti yang menjadi vektor penyakit. Pada musim hujan pula yang sangat panjang dan suhu yang lembap menciptakan kondisi ideal bagi perkembangan nyamuk tersebut serta penyebaran virus dengue.

Kemudian dengan kondisi lingkungan yang kurang bersih juga dapat menjadi faktor utama dalam Kasus DBD di Jakarta. Dengan tingkat kesadaran masyarakat yang sangat rendah akan lingkungan, sehingga membuat genangan air di tempat-tempat. Contohnya seperti selokan, kolam, atau potongan-potongan barang bekas seringkali menjadi sarang nyamuk. Adanya pembangunan urbanisasi yang sangta pesat dan pembangunan yang tidak terkendali di Jakarta. Apalagi terutama bagi wilayah barat, juga berkontribusi terhadap peningkatan kasus DBD. Hal ini di karenakan pembangunan yang tidak terencana dapat menyebabkan genangan air yang menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk Aedes aegypti. Bahkan drainase yang sangat buruk dan limbah yang tidak tertata dengan baik juga dapat menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk tersebut.

Dan juga selain dari faktor lingkungan, tetapi kurangnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya pencegahan DBD juga turut memperburuk situasi. Tentu hal ini di sebabkan karena banyak masyarakat yang belum memahami cara-cara mencegah penularan DBD. Misalnya seperti menghindari gigitan nyamuk, mengunakan kelambu saat tidur, dan membersihkan tempat-tempat yang berpotensi menjadi sarang nyamuk. Kemudian juga karena kurangnya akses terhadap fasilitas kesehatan dan edukasi kesehatan juga menjadi kendala dalam upaya pencegahan dan pengendalian DBD.

Meningkatnya Jumlah Kasus DBD

Dengan Meningkatnya Jumlah Kasus DBD di berbagai daerah di Jakarta, oleh karena itu para pihak rumah sakit juga harus mumpuni untuk membantu para penderitanya. Total jumlah keseluruhan kasus DBD saat ini adalah sekitar 1. 729 kasus, yang di mana sebanyak 562 kasus DBD di temukan si wilayah Jakarta Barat. Bahkan Selain itu pula Di Jakarta Timur juga di temukan sebanyak 395 kasus DBD dan 194 kasus juga terdapat di daerah Jakarta Utara. Sedangkan untuk di daerah Jakarta Pusat saat ini masih terdapat 115 kasus DBD. Dan yang terakhir bahkan yang paling sedikit yaitu terletak di wilayah Kepulauan Seribu dengan 13 kasus DBD.

Selanjutnya penyakit ini juga seringkali masih menjadi epidemi yang mengancam kesehatan publik, terutama di daerah urban dengan populasi padat seperti Jakarta. Mungkin juga ada beberepa faktor yang dapat membuatnya peningkatan pada kasus DBD ini. Salah satu faktornya yaitu, faktor sosial-ekonomi juga memainkan peran penting dalam penyebaran DBD. Para masyarakat juga masih memiliki akses terbatas terhadap layanan kesehatan, sanitasi yang buruk, dan kondisi perumahan yang tidak layak. Sehingga seringkali para masyarakat juga rentan terhadap penyakit ini. Tentu hal ini karena ketidakmampuan untuk mengakses perawatan medis yang tepat waktu juga dapat memperburuk kondisi pasien DBD.

Dan bahkan dengan mobilitas penduduk dan perjalanan lintas batas juga mungkin dapat menjadi faktor penyebaran DBD. Banyak sekali orang yang terinfeksi virus dengue dapat membawa penyakit tersebut ke wilayah lain, di mana yang kemudian dapat menyebabkan penularan lokal di daerah tersebut. Maka dari itu banyak orang yang tinggal atau bekerja di daerah dengan tingkat penularan tinggi dapat membawa pulang virus dengue ke komunitas mereka. Selain itu faktor dari perubahan iklim juga telah di identifikasi sebagai faktor yang mempengaruhi penyebaran DBD. Karena adanya sistem perubahan pola hujan dan suhu juga dapat mempengaruhi reproduksi dan aktivitas nyamuk vektor. Hingga yang pada gilirannya dapat meningkatkan risiko penularan DBD.

Mengenal Penyakit DBD

Selain itu kita juga di haruskan untuk Mengenal Penyakit DBD (Dengue Fever) yang merupakan penyakit menular yang di sebabkan oleh virus dengue yang di tularkan oleh nyamuk Aedes aegypti. Banyak dari kasus DBD ini yang telah menjadi masalah kesehatan global, dengan peningkatan signifikan dalam jumlah kasus yang terjadi di berbagai belahan dunia. Selain itu juga terdapat faktor-faktor yang berkontribusi terhadap peningkatan jumlah kasus tersebut. Di antaranya meliputi perubahan iklim, urbanisasi, perubahan lingkungan, dan kurangnya kesadaran masyarakat tentang pencegahan.

Kemudian ada juga salah satu faktor utama yang telah berkontribusi terhadap peningkatan kasus DBD adalah perubahan iklim. Nah perubahan iklim inilah yang sangat hangat dan lembap dapat mendukung reproduksi nyamuk Aedes aegypti yang merupakan vektor penyakit DBD. Pada saat perubahan iklim ini terjadi yang menyebabkan suhu yang lebih tinggi dan pola hujan yang tidak teratur dapat memperluas wilayah penyebaran nyamuk tersebut, meningkatkan risiko penularan DBD.

Dan juga pada proses urbanisasi juga memainkan peran yang sangat penting dalam peningkatan kasus DBD. Maka dengan adanya perkembangan perkotaan yang cepat sering kali tidak di imbangi dengan infrastruktur yang memadai. Tentu hal inilah yang bertujuan untuk mengendalikan populasi nyamuk. Karena pada saat peningkatan kepadatan penduduk, pembangunan permukiman yang padat, dan kurangnya sistem pengelolaan limbah. Sehingga hal inilah yang mungkin dapat menciptakan lingkungan yang ideal bagi perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti.

Dan bahkan adanya perubahan lingkungan juga dapat berkontribusi terhadap peningkatan kasus DBD. Hal ini di sebabkan oleh genangan air yang terjadi akibat pembuangan sampah yang tidak teratur. Atau bahkan saluran drainase yang tersumbat dapat menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk Aedes aegypti. Mungkin juga karena pembangunan yang tidak terencana juga dapat menyebabkan peningkatan jumlah habitat nyamuk di sekitar permukiman.

Dampak Meningkatnya Kasus DBD

Dengan juga meningkatnya serangan Demam Berdarah Dengue (DBD) memiliki dampak yang sangat luas. Terutama bahkan tidak hanya pada individu yang terkena penyakit tersebut, tetapi juga pada masyarakat, sistem kesehatan, dan perekonomian suatu negara. Dan saat ini Dampak Meningkatnya Kasus DBD dapat beragam, termasuk pada dampak kesehatan, sosial, ekonomi, dan lingkungan.

Dampak yang pertama ini dapat menyebabkan gejala yang parah, seperti demam tinggi, nyeri sendi dan otot, mual, muntah, dan bahkan perdarahan internal yang mengancam jiwa. Maka dari itu banyak sekali tingkat kematian akibat dari kasus yang tinggi. Apalagi jika terutama saat diagnosis dan penanganan tidak di lakukan dengan tepat dan cepat. Bahkan selain itu, penderita dari DBD ini yang pulih juga dapat mengalami komplikasi jangka panjang, seperti kerusakan organ atau sindrom syok dengue.

Yang kedua juga terdapat dampak sosial dari meningkatnya serangan DBD yang juga dapat di rasakan secara luas. Para pihak dari keluarga yang memiliki anggota yang terkena DBD mungkin mengalami stres emosional dan keuangan yang besar. Yang di mana mungkin dapat mengakibatkan biaya perawatan medis yang tinggi. Bahkan juga dengan peningkatan jumlah kasus DBD juga dapat membebani sistem kesehatan. Sehingga hal ini mungkin menyebabkan peningkatan antrian di rumah sakit agar dapat bisa mampu memahani terkait dengan Kasus DBD.

Share : Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Telegram Email WhatsApp Print

Artikel Terkait