Lestari

City Tundukkan Napoli 2 Gol Tanpa Balas Di Etihad Stadium
City Tundukkan Napoli 2 Gol Tanpa Balas Di Etihad Stadium
Man City Berhasil Mengalahkan Napoli Dengan Skor 2-0 Dalam Laga Penyisihan Grup Liga Champions 2025/26 Di Etihad Stadium, Jumat (19/9/2025) Dini Hari WIB. Laga ini bukan hanya menegaskan kekuatan City di hadapan publik sendiri, tetapi juga menghadirkan rekor baru dari bomber andalan mereka, Erling Haaland. Pertandingan sempat berjalan seimbang di menit-menit awal, hingga petaka menimpa Napoli pada menit ke-21. Giovanni Di Lorenzo, sang kapten, mendapat kartu merah langsung setelah melakukan pelanggaran keras terhadap Erling Haaland. Bermain dengan 10 orang selama lebih dari satu jam jelas membuat Napoli kesulitan keluar dari tekanan.
Memasuki babak kedua, dominasi Man City semakin menjadi. Pada menit ke-56, Haaland membuka keunggulan melalui sundulan tajam hasil umpan akurat Phil Foden. Gol tersebut terasa istimewa karena sekaligus menjadikan Haaland sebagai pemain tercepat yang mencapai 50 gol di Liga Champions, hanya dalam 49 pertandingan. Capaian ini melampaui rekor Cristiano Ronaldo maupun Lionel Messi di masa lalu.
Tak butuh waktu lama, City menambah keunggulan pada menit ke-65 lewat aksi individu Jérémy Doku. Winger asal Belgia itu menusuk dari sisi kiri, melewati dua bek Napoli, sebelum melepaskan sepakan terarah yang tak mampu di jangkau kiper Vanja Milinković-Savić. Gol ini mengunci kemenangan City sekaligus memastikan mereka mengawali kompetisi dengan langkah mantap. Secara statistik, City benar-benar mendominasi. Mereka menguasai bola lebih dari 70 persen, melepaskan puluhan tembakan, dan terus mengurung pertahanan Napoli yang hanya bisa bertahan dan sesekali mencoba serangan balik. Pep Guardiola pun terlihat puas dengan kinerja para pemainnya, khususnya kreativitas Phil Foden dan kecepatan Doku yang mampu membuka ruang bagi Haaland Man City.
Bagi Banyak Fans, Kemenangan Ini Terasa Istimewa
Para pendukung Manchester City yang memenuhi Etihad Stadium malam itu bersorak puas melihat tim kesayangan mereka tampil begitu dominan. Bagi Banyak Fans, Kemenangan Ini Terasa Istimewa bukan hanya karena tiga poin, tetapi juga karena rekor baru yang dicetak Erling Haaland. Saat gol pertama lahir, ribuan suporter berdiri sambil meneriakkan namanya, seolah sadar bahwa mereka sedang menjadi saksi sejarah. “Dia bukan hanya striker, dia mesin gol yang di ciptakan untuk memecahkan rekor,” tulis salah satu fans di forum pendukung City di media sosial. Mayoritas komentar suporter di platform seperti X (Twitter) dan Instagram berisi pujian untuk Haaland.
Sebagian fans bahkan membandingkan pencapaian Haaland dengan legenda seperti Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo, menegaskan bahwa sang bomber layak menjadi ikon baru sepak bola dunia. Meski nama Haaland jadi sorotan utama, suporter City juga memberikan kredit besar kepada Phil Foden yang memberikan assist brilian, serta Jérémy Doku yang menutup laga dengan gol spektakuler. Banyak komentar memuji kombinasi keduanya yang di nilai sebagai generasi penerus sukses City di bawah Pep Guardiola. Seorang fans menulis di X: “Foden otaknya, Doku kecepatannya, Haaland penyelesainya. Kombinasi sempurna!”
Bagi fans City, kemenangan ini semakin menambah keyakinan bahwa tim mereka bisa kembali melaju jauh di Liga Champions. Beberapa pendukung bahkan menyebut laga melawan Napoli sebagai bukti bahwa City tetap berada di level tertinggi meski menghadapi lawan kuat dari Italia. Fans menilai striker Norwegia itu adalah sosok kunci yang membawa City tetap konsisten di Eropa. Ada yang menuliskan: “50 gol di Liga Champions dan dia baru 25 tahun. Kami sungguh beruntung memilikinya.”
Man City Tampil Dominan Saat Mengalahkan Napoli 2-0 Di Etihad Stadium
Man City Tampil Dominan Saat Mengalahkan Napoli 2-0 Di Etihad Stadium, dan kunci utama kemenangan itu terletak pada strategi Pep Guardiola yang memadukan penguasaan bola, pressing tinggi, serta variasi serangan sayap. Sejak menit awal, City langsung memegang kendali permainan dengan possession football yang menjadi ciri khas Guardiola. Mereka menguasai bola lebih dari 70 persen, membangun serangan secara sabar dari lini belakang, sambil memancing Napoli untuk keluar dari blok pertahanannya. Dengan keunggulan jumlah pemain setelah Giovanni Di Lorenzo di kartu merah pada menit ke-21, City semakin mudah mengatur tempo permainan dan menekan lawan.
Di lini tengah, Guardiola menempatkan Rodri sebagai jangkar utama yang berfungsi menjaga keseimbangan. Rodri menjadi pemain kunci dalam mendistribusikan bola, memotong serangan balik Napoli, dan memastikan transisi City berjalan mulus. Sementara itu, Phil Foden diberi kebebasan bergerak di antara lini tengah dan depan, sehingga ia mampu memberikan umpan-umpan kunci yang menusuk, termasuk assist untuk gol Erling Haaland.
Sisi sayap menjadi senjata efektif City dalam laga ini. Pep memanfaatkan kecepatan dan kelincahan Jérémy Doku di sisi kiri serta kombinasi overlapping bek sayap untuk membuka ruang. Pola ini terlihat jelas pada gol kedua, di mana Doku melakukan penetrasi individu sebelum melepaskan tembakan yang berbuah gol. Dengan strategi melebar, Napoli di paksa meregangkan pertahanannya, sehingga ruang untuk Haaland di kotak penalti semakin terbuka.
Pressing tinggi juga menjadi elemen penting. Setiap kali Napoli mencoba keluar dari tekanan, City segera menutup ruang dengan pressing kolektif. Hal ini membuat tim tamu kesulitan membangun serangan, bahkan jarang mampu melepaskan tembakan berbahaya. Selain itu, Guardiola tampak menerapkan pendekatan kontrol risiko.
Salah Satu Faktor Yang Sering Menentukan Di Liga Champions Adalah Mentalitas
Liga Champions bukan hanya soal laga besar, tetapi juga tentang menjaga konsistensi sejak fase grup hingga final. City harus terus tampil dominan seperti saat melawan Napoli menguasai bola, menciptakan banyak peluang, dan meminimalisir kesalahan kecil. Guardiola perlu memastikan rotasi berjalan mulus agar para pemain tetap bugar dan fokus hingga akhir musim. Dengan rekor 50 gol di Liga Champions yang baru dicetak, Haaland adalah senjata utama City. Namun, tim tidak boleh hanya bergantung padanya. Guardiola perlu terus membangun variasi serangan agar Haaland mendapat suplai bola yang cukup dari sayap maupun lini tengah. Dukungan pemain seperti Foden, Doku, dan Kevin De Bruyne (jika fit penuh) akan menjadi kunci dalam memecah pertahanan rapat lawan.
Salah Satu Faktor Yang Sering Menentukan Di Liga Champions Adalah Mentalitas. City pernah beberapa kali tersingkir di fase gugur karena kehilangan fokus pada momen krusial. Untuk musim ini, mereka perlu tetap tenang dalam tekanan, terutama saat menghadapi tim-tim berpengalaman seperti Real Madrid, Bayern, atau PSG. Guardiola harus memastikan para pemain tidak hanya unggul secara taktik, tetapi juga kuat secara mental.
City memang unggul dalam menyerang, tetapi pertahanan tetap menjadi pondasi juara. Kombinasi Ruben Dias, John Stones, dan kiper Ederson perlu konsisten tampil solid. Guardiola dikenal jenius dalam strategi, namun terkadang terlalu rumit di laga besar. Untuk bisa juara, City harus tetap fleksibel: berani menyerang ketika dominan, tapi juga tahu kapan harus lebih pragmatis. Contoh melawan Napoli sudah baik sabar menunggu peluang, lalu mematikan lawan dengan efektivitas. Atmosfer kandang bisa menjadi kekuatan tambahan Man City.