Lestari

Donat Pinkan Mambo: Kini Viral, Mahal, Tapi Penuh Kontroversi
Donat Pinkan Mambo: Kini Viral, Mahal, Tapi Penuh Kontroversi
Donat Pinkan Mambo Mantan Personel Grup Ratu, Kembali Mencuat Di Jagat Hiburan Tanah Air Yuk Kita Bahas Bersama Fakta Menariknya Di Sini. Namun kali ini bukan karena lagu atau aksi panggung, melainkan berkat donat buatannya yang viral di media sosial. Dengan harga yang mencapai Rp200 ribu per lusin, donat Pinkan langsung memicu perdebatan sengit di kalangan warganet. Apakah ini bentuk inovasi dalam bisnis kuliner, atau hanya gimik semata yang tak tahan lama?
Donat Pinkan Mambo di jual dalam berbagai varian rasa, mulai dari manis seperti cokelat, Nutella, gula halus, hingga varian asin seperti abon. Meski terdengar umum, daya tarik utamanya justru terletak pada branding dan narasi eksklusivitas yang di tawarkan. Ia bahkan membuka sistem fast track, di mana pembeli bisa membayar lebih hingga Rp1–2 juta untuk mendapatkan donat lebih cepat tanpa harus antre.
Sistem pre-order membuat pelanggan harus menunggu hingga 7 hari hanya untuk mendapatkan pesanan mereka. Hal ini menimbulkan dua sisi pandangan: di satu sisi, tingginya permintaan di anggap sebagai bukti sukses; di sisi lain, muncul keluhan soal profesionalisme dan sistem yang tidak efisien.
Tak semua tanggapan positif. Banyak influencer kuliner dan food vlogger menyampaikan kekecewaannya terhadap rasa dan kualitas donat tersebut. Salah satunya adalah YouTuber Tasyi Athasyia, yang mengaku batal melakukan review karena pesanan donatnya datang terlambat dan mengalami beberapa kali penjadwalan ulang. Bahkan, Tasyi mengungkapkan bahwa Pinkan sempat tertidur saat live TikTok, menyebabkan komunikasi terganggu. Beberapa chef juga menyoroti tekstur donat yang tidak sesuai ekspektasi. Ada yang menyebutnya terlalu keras dan lebih mirip roti goreng di bandingkan donat pada umumnya Donat Pinkan.
Pesanan Datang Terlambat Atau Tidak Sesuai Ekspektasi
Viralnya donat Pinkan Mambo di media sosial memantik respons luas dari warganet. Mulai dari harga yang di nilai tidak masuk akal hingga kualitas produk yang di anggap tidak sebanding, reaksi netizen di berbagai platform seperti TikTok, Instagram, dan X (Twitter) begitu beragam namun sebagian besar cenderung kritis.
Salah satu aspek yang paling ramai di bicarakan adalah harga donat yang mencapai Rp200 ribu per lusin, atau sekitar Rp16–20 ribu per buah. Tak sedikit warganet yang menyebut harga tersebut sebagai “overprice” jika di bandingkan dengan merek donat terkenal yang memiliki kemasan lebih menarik, varian rasa lebih banyak, dan kualitas yang sudah teruji. Komentar seperti “Lebih baik beli donat merek X, dapat lebih banyak dan enak” hingga “Ini harga donat atau kue ulang tahun?” berseliweran di kolom komentar.
Tak hanya soal harga, pengalaman membeli juga menjadi sorotan. Banyak pengguna mengaku harus menunggu lama karena sistem pre-order yang panjang, bahkan hingga 7 hari. Lebih parahnya lagi, beberapa pelanggan menyampaikan kekecewaan karena Pesanan Datang Terlambat Atau Tidak Sesuai Ekspektasi. Di TikTok, sejumlah video unboxing memperlihatkan donat yang bentuknya tidak konsisten, kemasan yang kurang menarik, hingga tekstur yang di sebut “keras” dan “mirip roti goreng”.
Kontroversi semakin memanas setelah munculnya informasi tentang jalur fast track, di mana konsumen bisa membayar hingga Rp2 juta hanya untuk mendapat prioritas antrean. Banyak yang menganggap sistem ini tidak etis dan menyingkirkan pelanggan umum yang sudah lebih dulu memesan. “Bisnis donat rasa konser VIP,” tulis seorang warganet dengan nada sarkastik.
Di Tengah Gelombang Kritik Terhadap Donat Pinkan, Kini Pinkan Mambo Memilih Untuk Tampil Lugas
Di Tengah Gelombang Kritik Terhadap Donat Pinkan, Kini Pinkan Mambo Memilih Untuk Tampil Lugas. Alih-alih meminta maaf atau memberikan klarifikasi panjang, penyanyi yang pernah melejit bersama grup Ratu ini tampil percaya diri dan penuh keyakinan atas kualitas produknya. Sikap inilah yang kemudian menimbulkan beragam reaksi di mata publik.
Dalam beberapa sesi live TikTok dan unggahan media sosialnya, Pinkan menanggapi berbagai komentar pedas dari warganet dan food reviewer dengan gaya khasnya blak-blakan dan tanpa basa-basi. Ia menyebut bahwa harga yang di patok, termasuk yang mencapai Rp200 ribu per lusin dan biaya fast track hingga Rp2 juta, merupakan hal yang wajar dalam bisnis yang memiliki nilai eksklusif. “Orang bebas memilih. Tidak suka, ya jangan beli. Gak ada paksaan,” ujarnya dalam salah satu siaran langsung.
Pinkan juga mengklaim bahwa bahan-bahan yang di gunakan berkualitas tinggi, serta bahwa donat-donat tersebut dibuat secara homemade tanpa pengawet. Ia menyatakan, tingginya harga mencerminkan dedikasi dan nilai kerja keras yang ia tanamkan dalam setiap kotak donat. Menurutnya, banyak orang tidak memahami betapa sulitnya membangun usaha dari nol, terlebih dengan kapasitas produksi terbatas dan lonjakan permintaan yang luar biasa.
Namun, tanggapan Pinkan justru menuai kritik lanjutan. Banyak warganet merasa ia terlalu defensif dan tidak menunjukkan empati terhadap keluhan pelanggan yang kecewa karena keterlambatan pengiriman, kualitas kemasan, hingga rasa donat yang tidak sesuai ekspektasi. “Alih-alih memperbaiki, ia malah marah-marah,” tulis seorang pengguna Twitter. Dalam kasus Tasyi Athasyia, misalnya, Pinkan sempat di kritik karena tidak menjaga komunikasi profesional. Tasyi bahkan mengungkapkan bahwa Pinkan tertidur saat sesi live yang seharusnya menjadi ajang klarifikasi dan review bersama.
Salah Satu Keluhan Yang Paling Menonjol Adalah Soal Tekstur Dan Cita Rasa
Meskipun viral dan di minati banyak orang, produk donat milik Pinkan Mambo tak luput dari kritik. Dan kekecewaan dari para pembelinya. Sejumlah testimoni yang beredar di media sosial memperlihatkan bahwa tingginya ekspektasi tidak selalu sejalan dengan kenyataan. Dari segi rasa, kemasan, hingga pengalaman pembelian, banyak pelanggan menyuarakan rasa tidak puas mereka secara terbuka.
Salah Satu Keluhan Yang Paling Menonjol Adalah Soal Tekstur Dan Cita Rasa donat. Beberapa pembeli menyebutkan bahwa donat Pinkan terasa terlalu keras, tidak selembut donat pada umumnya, bahkan mirip roti goreng. Seorang chef yang di wawancarai media bahkan menyebut teksturnya “tidak lazim” dan kurang menggambarkan kualitas yang sebanding dengan harga. “Kalau untuk donat seharga Rp200 ribu per lusin, saya rasa masih banyak pilihan lain yang lebih layak. Ujar seorang food vlogger dalam unggahannya yang viral.
Tak hanya rasa, aspek kemasan juga menjadi sorotan. Banyak video unboxing yang memperlihatkan donat di kemas dalam kardus polos tanpa branding atau informasi kandungan. Beberapa bahkan mengaku menerima pesanan dalam kondisi tidak rapi, miring, dan tertukar varian rasa. “Kesan eksklusifnya tidak ada. Hanya kardus biasa tanpa nama brand. Untuk harga segitu, sangat mengecewakan,” komentar salah satu netizen di TikTok.
Kekecewaan lain datang dari sistem pemesanan yang di anggap semrawut. Konsumen harus melakukan pre-order jauh hari, bahkan hingga satu minggu sebelum produk di terima. Meski ramai peminat, hal ini justru menimbulkan frustrasi karena banyak pesanan datang terlambat atau tak sesuai permintaan. Beberapa pembeli yang memilih opsi fast track juga mengeluhkan minimnya transparansi dan pelayanan Donat Pinkan.
